Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 90 triliun untuk kredit usaha rakyat (KUR) bidang pertanian. Anggaran itu jauh lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar Rp 70 triliun.
"Bapak Presiden sudah menyiapkan KUR yang cukup banyak. KUR tahun lalu yang kita pakai Rp 55 triliun, yang macet cuma 0,03 persen hampir tidak ada artinya," ungkap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo usai penanaman padi perdana program optimalisasi peningkatan index pertanaman ( OPIP/ IP 400) di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Selasa (11/1/2022) siang.
"Kemarin itu Rp 70 triliun kita sudah terpakai 85 persen. Berarti kita berharap, dan kita yakin presiden setuju kalau pertanian menggunakan Rp 90 triliun," sambung Syahrul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Optimisme itu karena KUR sebelumnya bagus. Petani rata- rata jujur dan pembangunan pertanian butuh kejujuran.
"Tentu ini bukan modal yang dibagi- bagi tapi modal berputar. Karena ternyata kemarin hasilnya bagus, maka kita coba lagi karena rata-rata petani itu jujur," sebut Syahrul.
Menurut Syahrul tahun ini ancaman iklim ekstrim bisa menjadi kendala pertanian. Untuk itulah dilakukan optimalisasi.
"2022 kita mungkin berhadapan dengan cuaca dan iklim ekstrim, oleh karena itu kita tidak boleh pede melakukan program seperti yang lalu. Oleh karena itu perlu sependapat dengan para bupati di Jawa Tengah melakukan percepatan tanam," lanjut Syahrul.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik