Hasil Polling: Mayoritas Tak Setuju Jika Tarif KRL Naik Jadi Rp 5.000

Hasil Polling: Mayoritas Tak Setuju Jika Tarif KRL Naik Jadi Rp 5.000

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 18 Jan 2022 09:59 WIB
Tarif KRL commuter line bakal naik menjadi Rp 5.000 masih dalam kajian. Usulan tersebut masih didiskusikan sebelum disampaikan ke Menhub.
KRL Commuter Line/Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sedang membahas rencana kenaikan tarif KRL Commuter Line. Pasalnya sejak 2015 moda transportasi massal tersebut belum mengalami penyesuaian.

Rencananya yang naik adalah tarif dasar sejauh 25 kilometer (km) pertama dari semula Rp 3.000, jadi Rp 5.000. Sementara untuk tarif lanjutan KRL 10 km berikutnya tetap Rp 1.000 alias tidak mengalami kenaikan.

detikcom mengadakan polling untuk mengetahui respons masyarakat terkait rencana tersebut. Polling digelar sejak pagi kemarin dan ditutup pagi ini tepat pukul 09.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, sebanyak 49 pembaca detikcom mengikuti polling tersebut. Dari jumlah itu, 23 orang mengaku setuju, sementara sisanya sebanyak 26 orang tidak setuju.

Pembaca yang memilih tidak setuju karena KRL menjadi andalan moda transportasi massal yang murah untuk mengurangi kemacetan. Seharusnya tarif KRL tetap, justru yang harus dinaikkan adalah yang berhubungan dengan transportasi pribadi.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat pengguna kendaraan pribadi khususnya motor bertambah, alangkah bijaknya KRL mempunyai harga lebih murah dari sekarang. Yang harus dinaikkan tarifnya yaitu ⁣tarif parkir, pajak kendaraan, dan harga bahan bakar. Yang sudah kita tahu sekarang stasiun sudah bersih, cuma hanya ditambahkan feeder bus gratis untuk pengguna KRL menuju stasiun KRL," tulis Huda Fi Hayyat.

Kenaikan tarif KRL diminta ditunda. Cek halaman berikutnya.

Ditunda karena Pandemi

Pembaca lainnya meminta tarif KRL ditunda karena situasi ekonomi dan pendapatan masih terdampak pandemi COVID-19. Kalau pun ada kenaikan, diharapkan ada subsidi dari pemerintah.

"Tidak Setuju. Pemerintah justru harus mendukung moda transportasi publik massal untuk mengurangi kemacetan dan lain-lain. Jadi harusnya KAI bicara dengan Kemenkeu untuk alokasi dana atau budget operasional," kata Kp Siregar.

Dari mereka yang setuju tarif KRL dinaikkan, menganggap tarif Rp 5.000 untuk 25 km pertama masih terjangkau. Dengan begitu diharapkan pelayanan yang sudah baik ini bisa ditingkatkan lagi.

"Asalkan dibarengi dengan pelayanan lebih baik dan jadwal lebih tepat waktu, agar tidak membuat penumpang menumpuk pada jam sibuk," tulis Muhamad Napis.

Pembaca lain yang sepakat tarif KRL naik karena menginginkan proyek-proyek KAI tidak mangkrak. "KAI utangnya banyak bos, itu LRT sama Kereta Cepat yang penting bisa kelar daripada mangkrak," tutur Keplak Ndasmu.


Hide Ads