Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang paling aman dibandingkan yang lain. Tapi memang investasi di emas membutuhkan waktu yang menengah atau panjang. Tidak bisa hanya sebentar-sebentar dan ingin meraup keuntungan.
Harga emas tahun ini diprediksi bisa kembali meningkat. Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengungkapkan jika harga emas bisa kembali menyentuh Rp 1 juta per gram.
Menurut dia hal ini karena pengaruh dari pergerakan harga emas dunia. Saat ini harga emas masih berada di level US$ 1.800 per ounce. Kondisi Omicron yang menyebar ke seluruh dunia, geopolitik Ukraina dan Rusia, China dan Taiwan ini juga bisa mempengaruhi harga emas.
Harga emas memang sempat menyentuh level di atas Rp 1 juta pada 2020 saat awal pandemi. Kemudian turun pada September 2020.
Saat ini harga emas tercatat di level Rp 900ribuan per gram. Ibrahim mengungkapkan pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menyebut kemungkinan kenaikan suku bunga terjadi setiap bulan membuat investor wait and see.
Kemudian juga angka produk domestik bruto (PDB) AS tahun 2021 yang cukup bagus, sampai penyebaran Omicron dan masalah geopolitik bisa mempengaruhi harga emas.
"Sekarang masih di kisaran US$ 1.800, tapi kemungkinan besar minggu depan bisa naik ke angka US$ 1.835 bahkan bisa kembali ke US$ 1.850," jelas dia saat dihubungi detikcom.
Ibrahim mengungkapkan ketegangan konflik Rusia dan Ukraina ini juga bisa mempengaruhi kondisi pasar dan harga emas akan kembali terkerek.
Menurut dia emas memang merupakan salah satu instrumen yang paling aman dibandingkan dengan yang lain. Apalagi jika untuk investasi jangka panjang. Emas bisa memberikan keuntungan bagi pemiliknya.
Sebelumnya dilansir dari CNN, Jumat (28/1/2022), harga emas dunia cenderung menetap di sekitar US$ 1.800 atau sekitar Rp 25,7 juta per ounce. Bila dikonversikan ke gram 1 ounce berarti 31 gram artinya, 1 gram emas harganya mencapai Rp 827 ribuan per gram.
(kil/fdl)