Karyawan Teriak soal Isu PHK, Bos Garuda Menyangkal!

Karyawan Teriak soal Isu PHK, Bos Garuda Menyangkal!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 02 Feb 2022 13:12 WIB
Dirut Garuda Indonesia
Foto: Screenshoot 20detik
Jakarta -

Satu lagi masalah dihadapi Garuda Indonesia. Maskapai pelat merah tersebut kini diterpa isu akan melakukan PHK massal pada para karyawannya.

Serikat Pekerja pun langsung meradang soal kabar ini. Ketua Khusus Pengawalan Kelangsungan Perusahaan dan Hak Karyawan Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) Tomy Tampatty meminta penjelasan manajemen soal kabar PHK yang simpang siur ini.

Menurutnya apabila isu PHK massal itu benar terjadi, manajemen tidak pernah mengkomunikasikannya dengan serikat pekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa sampai saat ini manajemen Garuda Indonesia belum pernah mengkomunikasikan rencana tersebut dengan kami Pengurus Serikat Karyawan Garuda Indonesia atau Sekarga," ungkap Tommy dalam keterangannya kepada detikcom, Rabu (2/2/2022).

Menurutnya, bila memang ada wacana seperti itu maka seharusnya secara hukum manajemen Garuda Indonesia wajib merundingkan dan membicarakan semua hal yang berkaitan dengan hubungan industrial dengan para pekerja. Termasuk Sekarga sebagai serikat pekerja.

ADVERTISEMENT

Tommy juga menyatakan selama ini pun, sejak pandemi COVID-19 menghantam sudah banyak karyawan darat yang bukan kru pesawat di-PHK dengan kedok program Pensiun Dini. Seribu karyawan menurutnya sudah ikut dalam program tersebut.

"Perlu kami sampaikan bahwa sejak adanya COVID-19, sesungguhnya karyawan darat (non crew) sudah banyak yang di-PHK oleh manajemen melalui Program Pensiun Dini (Pendi). Mulai dari Pendi 1, Pendi 2 dan sampai saat ini ada kurang lebih 1.000 karyawan darat yang sudah di-PHK," kata Tommy.

Berkurangnya karyawan darat tersebut, menurut Tommy sebenarnya sudah sangat luar biasa dampaknya dalam rangka efisiensi yang mau dilakukan perusahaan. Kontribusinya signifikan dan sangat tinggi dalam hal efisiensi biaya.

"Untuk sekarang ini sesungguhnya jumlah karyawan darat sudah sangat ideal jumlahnya dengan rencana bisnis Garuda ke depan yang akan mengurangi jumlah armada pesawat," ungkap Tommy.

Di sisi lain, Tommy mengingatkan daripada mengurangi pegawai, sebetulnya masih banyak pos biaya yang bisa dikurangi.

"Kami mengingatkan BoD Garuda untuk melakukan efisiensi di beberapa pos biaya lainnya yang masih bisa dilakukan efisiensi, namun sampai saat ini Pos tersebut belum dilakukan evaluasi," ujar Tommy.

Simak juga video 'Erick Thohir Sebut 4 Lessor Garuda Setujui Restrukturisasi Utang':

[Gambas:Video 20detik]



Bos Garuda langsung angkat bicara soal isu PHK yang terjadi. Apa katanya?

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan perusahaan tidak pernah memiliki agenda untuk penyesuaian jumlah karyawan. Dia pun menyangkal soal adanya pertemuan dengan Kementerian Ketenagakerjaan soal PHK karyawan Garuda.

"Dapat kami sampaikan bahwa Garuda hingga saat ini belum memiliki agenda pertemuan dengan pihak Kementerian Ketenagakerjaan berkenaan dengan penyesuaian jumlah karyawan," tegas Irfan dalam keterangannya.

Hingga hari ini menurutnya Garuda masih terus berfokus untuk menjalani proses PKPU guna memperoleh kesepakatan terbaik dalam penyelesaian kewajiban usaha dengan para kreditur. Dia menegaskan proses PKPU yang dilakukan bukanlah upaya kebangkrutan yang berujung dengan PHK karyawan.

"Perlu kiranya kami sampaikan bahwa proses PKPU yang kini sedang dijalani oleh Garuda bersama segenap pemangku kepentingan bukanlah proses kebangkrutan atau kepailitan, melainkan proses restrukturisasi yang dijalankan dalam koridor hukum sesuai mekanisme PKPU," kata Irfan.

Lebih lanjut, dalam upaya pemulihan kinerja yang saat ini dioptimalkan, Irfan menegaskan Garuda terus berkomitmen untuk mengedepankan kepentingan para karyawan. Semua keputusan ketenagakerjaan akan diambil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Seluruh kebijakan dan keputusan ketenagakerjaan yang telah ditempuh Garuda tentunya mengacu pada ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, serta berdasarkan komunikasi konstruktif yang kami kedepankan bersama karyawan," ungkap Irfan.


Hide Ads