Gegara Krisis Tenaga Kerja, Kelompok Pekerja Ini Jadi Digaji Lebih Besar

Gegara Krisis Tenaga Kerja, Kelompok Pekerja Ini Jadi Digaji Lebih Besar

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 07 Feb 2022 09:52 WIB
Pemerintahan AS masih tutup sebagian. Akibatnya, sejumlah pekerja harus rela bekerja tanpa gaji. Warga pun sukarela saling bantu dengan berbagi makan gratis.
Foto: Reuters
Jakarta -

Banyak pekerja di Amerika Serikat (AS) yang saat ini mendapatkan kenaikan gaji, terutama setelah adanya krisis tenaga kerja di negara tersebut. Sebab dalam menghadapi krisis tenaga kerja ini, banyak bisnis di AS yang mencoba menaikkan gaji dan menawarkan insentif lain untuk menarik para pelamar.

Namun ternyata bagi kebanyakan orang, kenaikan gaji ini tidak dapat memberi mereka lebih banyak manfaat.

Melansir dari CNN, Senin (7/2/2022), faktanya jumlah kenaikan upah yang diterima para pekerja di AS ini masih berada di belakang saat pandemi dimulai, jika memperhitungkan kenaikan harga/inflasi. Dengan kata lain, kenaikan upah yang diterima para pekerja AS ini masih belum sebanding atau lebih kecil dari kenaikan inflasi yang ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut analisis data triwulanan Indeks Biaya Ketenagakerjaan oleh Jason Furman, seorang profesor ekonomi di Universitas Harvard, ditemukan bahwa upah yang disesuaikan dengan inflasi terus mengalami penurunan sejak pertengahan 2020.

Selama tahun lalu, upah yang disesuaikan dengan inflasi turun 2,4%. Artinya rata-rata jumlah kenaikan upah di AS mengalami penurunan, berbeda dengan inflasi yang terus meningkat.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, ternyata ada loh kelompok-kelompok pekerja di beberapa industri yang mendapatkan kenaikan gaji kecil setelah memperhitungkan lonjakan harga. Dengan kata lain, kelompok-kelompok pekerja ini masih dapat "keuntungan" dari peningkatan upah yang didapatnya.

Berbeda dengan sektor lain di mana nilai kenaikan upah yang disesuaikan denga inflasi mengalami penurunan, karyawan di sektor rekreasi dan perhotelan (meliputi pelayan, juru masak, dan pegawai hotel) telah melihat upah mereka yang disesuaikan dengan inflasi naik 2% sejak Desember 2019.

Lanjut halaman berikutnya.

Namun perlu diketahui bahwa tingkat kenaikan upah para pekerja di sektor ini pun tidak sebaik dulu saat sebelum pandemi, ketika nilai kenaikan upah mereka tumbuh pada tingkat yang lebih cepat dari inflasi.

"Itu salah satu dari sedikit sektor di mana orang mendapatkan keuntungan, hanya saja laju kenaikan itu juga melambat," katanya.

Selain para pekerja di sektor rekreasi dan perhotelan, pada pekerja di sektor perdagangan ritel (termasuk tenaga penjualan, kasir dan perwakilan layanan pelanggan) juga melihat upah yang disesuaikan dengan inflasi mereka meningkat 1,2% selama dua tahun terakhir.

Sedangkan para pekerja sektor perdagangan grosir, seperti pengemudi truk, mengalami kenaikan gaji sebesar 0,1% setelah disesuaikan dengan inflasi selama periode waktu tersebut.

Bila dilihat dengan seksama, semua pekerja ini merupakan pekerjaan-pekerjaan yang banyak berguguran pada awal pandemi di tengah pembatasan sosial yang meluas. Sekarang sektor-sektor pekerjaan inilah yang sangat diminati ketika Negeri Paman Sam itu sedang pulih dari Covid-19.

Seperti yang diketahui, sektor-sektor ini pula lah yang menerima dampak dari krisis tenaga kerja paling parah bila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Jadi tidak heran bila banyak bisnis di AS menaikkan gaji dan menawarkan insentif lain untuk menarik pelamar di sektor-sektor pekerjaan ini.


Hide Ads