Minyak goreng masih langka di pasaran terutama di minimarket. Pengelola memberi penjelasan.
Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (Alfamart) Solihin menjelaskan hal yang mendasari adalah panic buying yang terjadi di masyarakat.
Stok-stok yang ada di minimarket pun, menurutnya, seharusnya sudah cukup. Pengantaran dua karton tiap merek minyak goreng tiap dua hari sekali itu sudah sesuai dengan kebutuhan andai saja konsumen tidak panic buying.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belinya jangan kebanyakan dong. Belinya buat rumah tangganya saja. Jangan kebanyakan," katanya, kepada detikcom, Selasa (08/02/2022).
Ia mengimbau kepada seluruh konsumen untuk tidak panik, jangan membeli minyak goreng berlebihan. Belilah minyak goreng untuk kebutuhan rumah tangga saja.
Perilaku punic buying masyarakat ini terlihat dari perubahan pola belanja masyarakat di minimarket. Konsumen yang datang ke minimarket sekarang, apa pun belanjanya, pasti disertai dengan belanja minyak goreng.
"Dulu kalau saya amat amati konsumen yang datang ke toko kita itu belanja, tidak semuanya belanja minyak goreng. Mungkin belanja detergen, snack, air mineral saja, sekarang semua saya perthatikan keranjangnya pasti ada minyak gorengnya," katanya,
Solihin mengaku bingung bagaimana mengontrol masyarakat ini. Dia berharap jangan sampai syarat membeli minyak goreng saja perlu memakai KTP atau pun Kartu Keluarga sebagai upaya mengontrol pola berbelanja minyak goreng masyarakat.
"Ini perlu kesadaran semuanya. Pemerintah bukan tinggal diam untuk memenuhi kebutuhan, tapi juga dibutuhkan kesadaran masyarakat itu sendiri," ujarnya.
Namun dia mengatakan, fenomena ini tidak terjadi di daerah luar Jawa. Dia bercerita di Pulau Sumatera, kelangkaan minyak goreng tidak terjadi.
Baca halaman berikutnya
Simak Video "Video: Bejat! Pegawai Minimarket Cabuli Bocah dengan Iming-iming Top Up "
[Gambas:Video 20detik]