Pasar tenaga kerja bisa dibilang memang sangat kuat saat ini. Ada lebih banyak lowongan kerja daripada pencari kerja. Itu memungkinkan orang Amerika dapat berhenti dari pekerjaan yang tidak mereka sukai, seringkali untuk mengambil pekerjaan yang lebih baik.
Profesor ekonomi terapan di Universitas Johns Hopkins Steve Hanke, mengatakan dalam beberapa hal, indeks kesengsaraan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam memprediksi reaksi politik terhadap ekonomi daripada menjelaskan realitas ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bukan pengukur rasa sakit. Ini pengukur polling," kata Hanke.
Indeks kesengsaraan yang mendekati pembacaan ini biasanya merupakan berita buruk bagi para pemimpin politik. Presiden Gerald Ford, Jimmy Carter dan George H.W. Bush semuanya menjadi presiden satu periode dengan indeks kesengsaraan dua digit menjelang pemilihan.
Kabar baik bagi Biden adalah ada waktu bagi ekonomi untuk membaik di mata pemilih. Banyak ekonom percaya harga saat ini adalah kondisi sementara yang disebabkan oleh pandemi dan bahwa tingkat inflasi dapat turun antara sekarang dan pemilihan paruh waktu 2022, apalagi pemilihan presiden berikutnya pada 2024.
Hanke mengatakan yang paling penting bagi politisi adalah masyarakat memiliki perasaan bahwa segala sesuatunya membaik. Itu lebih penting daripada pembacaan indeks kesengsaraan itu sendiri.
Tetapi jika para ekonom salah dan inflasi tetap bertahan, atau jika upaya untuk mengekangnya menyebabkan pasar tenaga kerja yang kuat memburuk dan pengangguran meningkat, sejarah menunjukkan itu akan menjadi berita yang sangat buruk bagi Biden dan Demokrat.
"Akan merepotkan Biden jika kita menjalankan pemilu sekarang," kata Wessel.
(toy/fdl)