Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkap ekspor di sektor industri sebanyak 76,49% merupakan hasil olahan industri selama 2021. Dirinya yakin ekspor produk hasil olahan industri akan lebih kuat di masa mendatang.
"Kita mengekspor 76,49% ini adalah hasil olahan industri ini akan lebih kuat di masa mendatang. Karena dari sisi pertambangan, minyak dan gas akan berkurang proporsinya di masa mendatang," katanya dalam Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).
Produk yang saat ini menjadi unggulan di Indonesia yakni, sawit, besi dan baja, serta otomotif. Lutfi mengatakan Indonesia telah memiliki kekuatan dalam produksi besi dan baja, mengingat saat ini industri nikel menjadi produsen kedua terbesar untuk produk besi dan baja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang industri nikel menjadi produsen besi dan baja kedua terbesar di Indonesia, kalau kita melihat mengapa ini menjadi sangat penting, 61% dari total US 20 juta diekspor ke China," jelasnya.
Indonesia juga dinilai bisa memperluas perdagangan besi dan baja hingga ke seluruh dunia. Namun, Indonesia masih perlu membentuk kesepakatan yang canggih.
"Kalau kita bisa menjual baja dan besi ke China, artinya kita bisa menjual ke seluruh dunia, Eropa, negara Afrika. Kita memerlukan kesepakatan perdagangan yang sangat canggih untuk bisa menjual baja dan besi hasil olahan kita," lanjutnya.
Ekspor olahan produk sawit juga tertinggi ke China, dari nilai US$ 33 juta sebanyak 20% diekspor ke China. "Eropa memang penting, China ternyata lebih penting," imbuhnya.
(ara/ara)