Hingga 40 satelit Starlink milik SpaceX diperkirakan dapat jatuh dari orbit karena waktu peluncurannya yang sangat tidak tepat. Dikatakan bahwa perusahaan meluncurkan satelit-satelit tersebut saat badai matahari tengah berlangsung.
Melansir dari CNN, Kamis (10/2/2022), diketahui bahwa sejumlah 49 satelit internet Starlink terbaru telah diluncurkan SpaceX pada 3 Februari lalu. Sekarang perusahaan memperkirakan akan kehilangan sebagian besar dari mereka karena satelit-satelit tersebut diperkirakan dapat menabrak peristiwa cuaca luar angkasa yang dikenal sebagai badai geomagnetik.
Peristiwa ini terjadi ketika aliran partikel bermuatan (atau dikenal sebagai angin matahari) yang dipancarkan dari matahari berinteraksi dengan medan magnet bumi. Partikel berenergi dapat memanaskan atmosfer bagian atas, menyebabkannya menebal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hal ini, badai berdampak pada area orbit tempat satelit Starlink terbaru SpaceX dikerahkan, dan membuat bagian atmosfer tersebut cukup padat sehingga satelit tidak dapat bermanuver menuju orbit yang diinginkan.
Tidak jelas mengapa SpaceX memilih untuk tetap melaksanakan peluncuran satelit-satelit tersebut pada 3 Februari lalu mengingat pelacak cuaca luar angkasa sudah tahu badai akan datang. Sebab biasanya peluncuran roket akan ditunda bila cuaca luar angkasa memang sedang tidak baik.
"Perusahaan yang berbeda memiliki kriteria mereka sendiri untuk memutuskan apakah peristiwa cuaca luar angkasa akan memengaruhi peluncuran mereka atau tidak," kata Bill Murtagh selaku koordinator program di Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional.
Hingga kini belum diketahui seberapa besar dampak finansial dari jatuhnya satelit-satelit tersebut kepada perusahaan sebab SpaceX sendiri belum menyebutkan berapa biaya untuk membangun satelit Starlink. Meski demikian, sebelumnya presiden perusahaan, Gwynne Shotwell, mengatakan pada 2019 bahwa harga satelit Starlink ini jauh di bawah US$ 1 juta per buah.
Sebagai informasi, satelit yang diluncurkan SpaceX minggu lalu diharapkan dapat bergabung dengan sekitar 2.000 satelit Starlink yang telah diluncurkan oleh perusahaan sebelumnya. Nantinya satelit-satelit ini dapat meningkatkan bisnis internet berbasis ruang angkasa global perusahaan.
SpaceX berharap agar kedepannya satelit-satelit Starlink ini dapat memungkinkan orang bahkan di daerah paling terpencil di dunia untuk mendapatkan akses internet berkecepatan tinggi. SpaceX mengatakan pada akhirnya mereka akan membutuhkan sebanyak 42.000 satelit untuk benar-benar bisa menjalankan rencananya tersebut.
Kedepannya semua satelit-satelit Starlink itu akan bekerja dalam koordinasi untuk menyelimuti dunia dalam konektivitas, untuk memberikan layanan berkecepatan tinggi tanpa gangguan.
(zlf/zlf)