Tren penerbitan token kripto di Indonesia lagi jadi fenomena yang menarik di tengah berkembangnya investasi aset kripto di Tanah Air. Penerbitan token kripto bukan lagi dari para pegiat IT atau pengusaha kripto tapi juga dari para artis atau pesohor.
Fatwa haram dari sejumlah lembaga atau organisasi muslim Indonesia seolah tidak membuat mundur masyarakat Indonesia. Buktinya, sepanjang 2021 saja, akumulasi transaksi kripto mencapai Rp 859,4 triliun, naik puluhan kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baru-baru ini kita mendengar token ASIX yang dimiliki oleh Anang Hermansyah dan Ashanty sedang ramai dibicarakan. Kemudian juga ada anak Ustaz Yusuf Mansur, Wirda Mansur yang meluncurkan token bernama I-COIN. Nggak terbatas di pembuatan token kripto, para pesohor lainnya juga terjun ke dunia kripto dengan merambah pasar NFT.
Sebenarnya sudah sepaham apa sih masyarakat tentang aset kripto ini? Apa saja yang perlu dicermati oleh masyarakat terkait penerbitan token-token lokal ini? Apa benar munculnya token-token lokal ini tengah memanfaatkan fenomena FOMO (fear of missing out) yang ada di masyarakat?
Dengarkan jawabannya dalam episode terbaru podcast Tolak Miskin: Awas Jebakan FOMO Token Lokal, bersama Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia sekaligus COO Tokocrypto, Teguh Harmanda.
Klik widget di bawah ini untuk mendengarkan atau temukan podcast Tolak Miskin di Spotify atau kanal siniar lainnya.
(eds/eds)
