Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap ada beberapa belanja dari APBN yang sangat besar. Salah satunya belanja untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 3 kilogram (kg).
Sampai 31 Januari 2022, realisasi subsidi energi ini telah mencapai Rp 10,2 triliun. Berdasarkan paparan Sri Mulyani, angka itu melonjak 347,2% dibandingkan belanja subsidi 2021 yang hanya Rp 2,3 triliun.
"Realisasi subsidi terutama subsidi BBM dan gas elpiji 3 kg yang kita bayarkan ke unit usahanya sebesar Rp 10,2 triliun dibandingkan 2021 hanya Rp 2,3 triliun. Ini bahkan membayar subsidi yang melonjak semenjak 2020," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA edisi Februari 2022, Selasa (22/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menjelaskan mengikatnya belanja untuk subsidi ini disebabkan karena kenaikan harga energi yang terjadi belakangan ini.
"Operasi APBN sangat-sangat nyata dalam melindungi masyarakat dari kenaikan harga energi yang melonjak sangat tinggi, harga minyak yang meningkat tinggi,menyebabkan subsidi energi kita menjadi lebih besar," jelasnya.
"Dalam hal ini APBN memang menjadi gardan atau sarana untuk melindungi masyarakat luar biasa. Ini juga menjadi beban yang nyata oleh APBN," tambahnya.
Sementara, belanja subsidi untuk non energi sampai dengan Januari 2022 subsidi pupuk masih sama dengan tahun lalu hanya 0,7 ton. Sedangkan subsidi kredit usaha rakyat (KUR) meningkat dari 0,35 triliun menjadi 0,58 triliun tahun ini.
"Karena volume KUR meningkat maka belanja untuk subsidi bunga KUR. Jadi bisa dilihat dengan mata anggaran ini dinikmati oleh masyarakat yaitu dalam bentuk stabilitas harga BBM, elpiji, subsidi pupuk serta kredit usaha rakyat," imbuhnya.
(dna/dna)