Pemilik Chelsea, Roman Abramovich ikut terkena imbas akibat invasi Rusia ke Ukraina. Abramovich sendiri diketahui punya hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina berpotensi menyebabkan dampak finansial yang sangat besar bagi Abramovich. Dia adalah pemegang saham terbesar grup baja dan pertambangan Evraz.
Akibat invasi Rusia ke Ukraina, Roman sudah merugi. Saham perusahaan tambangnya, Evraz turun US$ 680 juta atau 29% menjadi US$ 2,53 miliar alias kehilangan Rp 9,7 triliun, begitu menurut This Is Money, dikutip detikcom melalui Sporting News (25/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apakah dengan adanya serangan Rusia ke Ukraina membuat pemilik Chelsea Roman Abramovich, akan melepas The Blues miliknya?
Sejak tahun 2003, Roman Abramovich mengakuisisi Chelsea dan menyulapnya jadi tim besar. Dalam lima tahun terakhir, bisa dibilang Chelsea tidak lagi bergantung pada Roman Abramovich.
Selain memiliki Chelsea, Abramovich juga merupakan pemilik utama dari perusahaan investasi swasta Millhouse LLC. Sumber kekayaan Abramovich juga didapat dari minyak setelah runtuhnya bekas Uni Soviet pada 1990-an.
Untuk diketahui, Rusia lewat perintah Presiden Vladimir Putin, telah lakukan operasi militer ke Ukraina, Kamis (24/2/2022) pagi waktu setempat. Operasi militer itu terjadi pada wilayah perbatasan di Luhanks dan Donetsk.
Kedua wilayah itu mau menyatakan merdeka dari Ukraina, yang disinyalir juga pro ke Rusia sejak lima tahun silam. Atas kejadian Rusia serang Ukraina itu, sudah banyak korban jiwa, dan diperkirakan akan yang bisa merembet ke Rusia karena berada di dekat perbatasan.
Belum ada kabar lebih lanjut apakah Abramovich ke depannya bisa kembali ke London dan serta bagaimana nasibnya bersama Chelsea atau malah dijual.