Sejak akhir 2021 hingga saat ini masyarakat diberondong beberapa kenaikan harga. Mulai dari minyak goreng, tahu, tempe, daging hingga yang paling baru LPG non subsidi.
Tentu dari rentetan kenaikan harga barang-barang urusan dapur tersebut yang paling merasakan bebannya adalah ibu-ibu rumah tangga.
Dimulai dari minyak goreng yang terjadi sejak November 2021. Minyak goreng kemasan bermerek sempat naik hingga sekitar Rp 24 ribu per kg.
Masalah minyak goreng ini terus bergulir. Bahkan sempat terjadi kelangkaan minyak goreng kemasan di gerai minimarket. Pembelian bahkan sampai dibatasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah bahkan hendak menyetop ekspor CPO. Sampai-sampai dikeluarkan juga kebijakan 1 harga untuk minyak goreng.
Belum selesai polemik minyak goreng, emak-emak dihadapi masalah tahu dan tempe. Permasalahan ini terjadi di sektor bahan bakunya yakni kedelai yang ternyata naik tinggi.
Biang keroknya adalah kenaikan harga kedelai impor. Seba menurut data Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) 90% dari kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi dari impor.
Imbasnya produsen tahu dan tempe protes, mereka melakukan mogok produksi pada 21-23 Februari 2022. Usai melakukan mogok, produsen tempe memutuskan untuk menaikkan harga jual.
Kenaikan lainnya ada di halaman berikutnya
Simak Video "Strategi Pemda DIY Turunkan Harga Minyak Goreng!"
(das/zlf)