DPR Minta Mendag Tak Umbar Janji soal Minyak Goreng Normal Kala Ramadhan

DPR Minta Mendag Tak Umbar Janji soal Minyak Goreng Normal Kala Ramadhan

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Minggu, 27 Feb 2022 18:00 WIB
Minyak goreng masih sulit dicari di pasar tradisional kawasan Tangerang Selatan. Harga minyak goreng pun masih mencapai sekitar Rp 17 ribu-Rp 20 ribu per liter.
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi masalah perdagangan, Mufti Anam merespon pernyataan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang mengatakan harga minyak goreng dan gula akan normal saat Ramadhan.

Merespons pernyataan Lutfi tersebut, Anam meminta Lutfi tak banyak janji. Ia mengatakan Rakyat lebih butuh pasokan barang lancar dengan harga terjangkau ketimbang penjelasan dan janji-janji yang selama ini sudah kerap dilontarkan Lutfi.

"Saya kira yang paling penting itu jangan janji melulu. Karena kasihan masyarakat. Kan kemarin itu janjinya minyak goreng di harga tertentu, ternyata sampai hari ini tetap mahal dan barangnya langka," ujar Mufti, dalam keterangan tertulis, Minggu (27/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut, dua kali kebijakan alias janji Lutfi soal minyak goreng, namun dua kali pula fakta di lapangannya berbeda dengan desain kebijakan. Pertama, penerapan satu harga Rp14.000 per liter. Kedua, penetapan harga 11.500 per liter untuk curah, Rp 13.500 per liter untuk kemasan sederhana, Rp14.000 per liter untuk kemasan premium yang semestinya berlaku per 1 Februari 2022.

"Itu kan kebijakannya, janji kebijakannya. Fakta lapangannya, bahkan tembus di atas Rp20.000 per liter. Stoknya pun langka. Sampai hari ini barang mahal dan stoknya langka. Sampai hari ini," tegas Mufti.

ADVERTISEMENT

Mufti menambahkan, monitoring Kementerian Perdagangan terhadap kebijakan mengatasi lonjakan harga minyak goreng sangat lemah. Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) ternyata tidak cukup signifikann berdampak di pasar.

"Hitung-hitungannya, dari DMO ini barang semestinya bisa memenuhi pasar. Tapi faktanya tetap mahal dan susah carinya, Saking susahnya, sekarang ini uang cari barang minyak goreng, bukan barang cari uang. Kalau sudah uang cari barang, berarti ada masalah manajemen pasokan yang luar biasa, yang itu sebenarnya tanggung jawab utama Mendag," jelas Mufti.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Mufti juga menegaskan bahwa kelangkaan minyak goreng bukan karena panic buying. "Jangankan panic buying, stoknya di pasar itu kosong. Tidak ada orang serbu-serbu borong barang, wong barangnya enggak ada," papar politisi PDI Perjuangan itu.

Mufti juga menyoroti kegagalan Kementerian Perdagangan dalam membangun link and match antara pemegang DMO dan perusahaann pengemasan minyak goreng.

"Saya dapat keluhan dari perusahaan pengemasan minyak goreng. Mereka kesusahan dapat pasokan minyak goreng dari penyuplai. Dan banyak sekali karyawan yang terdampak karena operasional pabrik berhenti. Belum lagi karyawan jaringan distributor perusahaan pengemasan minyak goreng yang juga terdampak karena barang tidak ada," ujarnya.

Sebelumnya, Lutfii menyebut harga minyak goreng dan gula akan normal saat Ramadhan. "Insyaallah nanti Ramadhan (minyak goreng) akan normal, saya pastikan bahwa gula tidak akan terjadi fluktuasi," kata Lutfi usai memantau harga minyak goreng di Pasar Al-mahirah Banda Aceh, Aceh, Sabtu (26/2/2022).

Halaman 2 dari 2
(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads