Kemendag: Perajin Tahu-Tempe Tergantung Kedelai Impor, Kalau Tidak Ada, Repot

Kemendag: Perajin Tahu-Tempe Tergantung Kedelai Impor, Kalau Tidak Ada, Repot

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Senin, 28 Feb 2022 19:18 WIB
Perajin tahu dan tempe di Depok gelar aksi unjuk rasa imbas kenaikan harga kedelai. Tak hanya itu, mereka juga mogok produksi selama 3 hari.
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Pemerintah memastikan ketersediaan stok kedelai saat Ramadan walaupun harga kedelai masih tinggi. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan sudah bicara ke importir mengenai ketersediaan kedelai.

Oke mengungkapkan, importir sebetulnya merasa khawatir mengenai kenaikan harga kedelai membuat kedelainya tidak laku.

Namun, Oke berpesan kepada mereka untuk menyiapkannya meski mahal. Jika tidak, akan terancam kosong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau tidak di-lock harganya, tidak dibeli maka April, Mei, itu tidak dapat kita," ujarnya, kepada detikcom, Senin (28/2/2022).

Apabila kosong, tidak dibeli malah lebih masalah dibanding kenaikan harga.

ADVERTISEMENT

"Karena 150 ribu perajin tahu tempe tergantung kedelai impor, kalau tidak ada repot," imbuh Oke.

Sambil dicarikan solusinya, langkah ini adalah langkah terbaik. Perajin tahu tempe tetap bisa menjalankan usahanya.

"Sambil dicari solusinya. Ini akan menyentuh Rp 12 ribu per kilogram kedelai. Tapi kemungkinan Juni akan turun lagi," pungkasnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads