Harga daging sapi di pasar tradisional Kota Bogor naik sejak pekan lalu. Namun, kondisi ini tidak membuat para pedagang ikut aksi mogok jualan seperti yang dilakukan pedagang lain di luar Kota Bogor.
"Iya harga (daging) ada kenaikan yang signifikan, Rp 135 ribu- Rp 160 ribu, bahkan pedagang daging di Jabodetabek diisukan akan tutup 5 hari. Untuk di pasar kita (pasar tradisional di Kota Bogor) harga masih di kisaran Rp 135 ribu-an. Pedagang daging di Pasar Bogor masih normal dan tidak mogok jualan, pasar lain juga sama," kata Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor Muzakkir kepada wartawan, Selasa (1/3/2022).
Pantauan detikconm di Pasar Jambu Dua Kota Bogor sejumlah pedagang daging masih tetap beroperasi ditengah kabar mogoknya pedagang daging di Jabodetabek karena harga daging yang naik. Pedagang daging di Kota Bogor memilih tetap berjualan karena harus tetap memenuhi kebutuhan keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya sih milih tetap dagang saja, kan saya ada keluarga, butuh biaya, gimana nutupinnya kalau ngga dagang. Memang sih ada pedagang yang lain yang ikut mogok, tapi saya tetap dagang saja," kata Pedagang daging di Pasar Jambu Dua Kota Bogor Haji Pepen, ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (1/3/2022).
Pepen menyebut, kenaikan harga daging sudah terjadi sejak sepekan lalu. Kenaikan harga daging rata-rata sebesar Rp 20 ribu. Harga daging sapi dengan kualitas biasa yang semula ia jual Rp 110 ribu, kini dijual Rp 130 ribu. Sementara untuk daging kualitas super yang semua dijual Rp 120 ribu, kini dijual dengan harga Rp 140 ribu-150 ribu.
"Sekarang harga daging naik Pak, bukan di kita tapi udah naik dari atasnya. Sudah seminggu ini naiknya (harga daging). Kalau yang biasa dijual Rp. 110 sekarang kita jual Rp 130 ribu, mau gimana lagi, dari atasnya sudah mahal," kata Pepen.
Kenaikan harga daging, kata Pepen, sangat memengaruhi daya beli masyarakat. Ia berharap, pemerintah bisa turun tangan untuk mengendalikan harga daging sapi.
"Yang beli memang ada saja, tapi lebih sepi ngga kaya biasanya, sekarang cuma langganan saja. Yang beli juga biasanya beli 2 kilo sekarang diturunin jadi 1,5 kilo (karena mahal), ada yang ngga jadi beli juga karena mahal kali," terang Pepen.
"Kita sih berharap murah lagi, kita juga kan beli ini daging baru kita jual lagi. Mengeluh juga kita kalau terus begini," imbuhnya.