Banyak negara-negara Barat yang memberikan sanksi kepada Rusia karena penyerangan ke Ukraina. Sanksi ini disebut bisa membuat Rusia jatuh ke jurang resesi yang sangat dalam.
Melansir CNN, Rabu (2/3/2022), para analis mengungkapkan Rusia saat ini juga berpotensi dilanda krisis keuangan yang besar dan membuat bank-bank terbesar di ambang kehancuran.
Negara Barat menyatakan sanksi ini diberikan untuk menghukum Presiden Vladimir Putin untuk menghentikan penyerangan. Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengungkapkan mereka terus mendorong langkah untuk menekan ekonomi Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat ini Rusia yang merupakan pemasok energi terbesar di dunia disebut menyulitkan sanksi itu. Eropa saat ini mendapatkan 40% gas alam dan 25% minyak dari Rusia. Jika ada masalah pada Rusia, maka akan menyebabkan kenaikan harga yang signifikan.
Beberapa negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Kanada, Jepang, Australia dan negara lain seperti Swiss telah menyatakan untuk memberikan sanksi kepada Rusia.
Ekonom dari Capital Economics Oliver Allen mengungkapkan jika sanksi ekonomi yang diberikan negara barat turut menekan perekonomian Rusia. Bahkan pembekuan aset-aset di luar negeri telah mencapai US$ 1 triliun.
Selain itu Rubel juga terperosok dalam hingga 25% pada Senin dan saat ini Rubel hanya bernilai satu sen AS.
Pemerintahan Rusia berupaya menempuh langkah darurat untuk menstabilkan sistem keuangan. Misalnya bank sentral mengerek suku bunga lebih dari dua kali lipat menjadi 20% dan melarang pialang Rusia menjual sekuritas yang dipegang oleh orang asing.
Pemerintah juga meminta eksportir untuk menukar 80% pendapatan mata uang asing mereka dengan rubel dan melarang penduduk Rusia untuk melakukan transfer bank di luar Rusia.
Baca juga: Apple Setop Jual iPhone cs di Rusia |
Simak Video 'Kami Bersama Sekutu Berlakukan Sanksi Ekonomi Kuat ke Rusia':