Bank Sentral Eropa telah memperingatkan awal pekan ini bahwa Sberbank Eropa kemungkinan akan gagal setelah deposan bergegas untuk menarik uang mereka, menyusul pengenaan sanksi Barat pada pemberi pinjaman dan sebagian besar sistem keuangan Rusia.
Prancis memperkirakan bahwa aset Rusia senilai US$ 1 triliun telah dibekukan, termasuk sekitar setengah dari cadangan perang pemerintah Rusia.
Moskow telah menanggapi dengan serangkaian tindakan darurat yang bertujuan untuk mencegah krisis keuangan, menghentikan aliran uang keluar dari negara itu dan menjaga cadangan mata uang asingnya. Bank sentral menaikkan suku bunga lebih dari dua kali lipat menjadi 20%, dan melarang pialang Rusia menjual sekuritas yang dipegang oleh orang asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar saham Rusia ditutup Senin dan belum dibuka kembali sejak itu. Bank sentral mengatakan akan tetap tutup pada hari Rabu. Pemerintah telah memerintahkan eksportir untuk menukar 80% dari pendapatan mata uang asing mereka dengan rubel, dan melarang penduduk Rusia melakukan transfer bank di luar negeri.
Pada hari Selasa, pemerintah Rusia mengatakan Putin sedang mengerjakan sebuah dekrit yang akan mencegah perusahaan asing meninggalkan asetnya di Rusia. Itu sebagai sebuah upaya untuk mencegah eksodus yang semakin meningkat minggu ini.
Putin juga menandatangani dekrit yang melarang orang mengambil lebih dari US$ 10.000 atau setara dalam mata uang asing dari negara itu, seperti diberitakan kantor berita Rusia, TASS dan RIA.
"Kondisi dalam sistem keuangan Rusia dan ekonomi yang lebih luas kemungkinan akan memburuk lebih lanjut di hari-hari dan minggu-minggu mendatang," tulis ekonom senior Berenberg Kallum Pickering dalam sebuah catatan penelitian.
"Untuk masa mendatang, Rusia akan tetap terisolasi dari dunia barat dan pasar global utama," tambahnya.
(toy/dna)