Semakin besarnya konsumsi media sosial di masa pandemi membuka peluang lebih besar bagi para pesohor dunia maya untuk mengembangkan usahanya.
Namun bila dibandingkan dengan media konvensional perihal informasi yang diberikan, influencer dan media massa ternyata saling melengkapi. Hal ini diungkapkan oleh Marsha Imaniara, General Manager Maverick Indonesia Strategic Communications Consultancy.
"Definitely mereka complementary sih. Jadi untuk influencer sendiri, itu banyak bermain di level awareness, attitude, atau behavior. Ini tentunya bersisihan juga dengan media konvensional. Mereka saling mengamplify message-message yang kita masukkan di channel lain," terang dalam d'Mentor, kamis 3 maret 2022.
Lebih lanjut, Marsha menjelaskan bahwa keberadaan influencer di sisi media massa justru menjadikan keduanya saling menguatkan kredibilitas. Para audiens dapat menguji kebenaran informasi melalui berbagai kanal yang dijumpainya bahkan dari narasumber utama yang sesuai dengan topik bahasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misal orang denger nih dari influencer, terus dia masuk lah ke search engine 'bener nggak sih sebagus itu', kemudian muncul artikel dari detik misalnya. Nah itu yang akhirnya memperngaruhi decision audiences kita." Ungkap Marsha.
Melihat perkembangan kasus investasi yang menyeret nama seorang pesohor social media, satu hal yang bisa dipelajari yaitu menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pesohor dan brand yang ia bawa. Oleh sebab itu, kredibilitas seorang content creator harus dijaga layaknya sumber berita.
Marsha menyebutkan, resiko seorang content creator yang tidak bisa menjaga personanya akan berakhir dengan pemutusan kerja sama dengan brand yang ia wakili.
"Kalau ada Tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai brand dan juga menimbulkan resiko terhadap reputasi brand, maka kita berhak memutuskan kerja sama dengan pihak tersebut," tutup Marsha.
(vys/fuf)