Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan akan mengerahkan sumber daya terbaik mulai dari dokter hewan hingga paramedik untuk menangani penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Kasus ini ditemukan pada sapi di Provinsi Riau.
"Untuk penanganan LSD di Riau, kita akan kerahkan dokter hewan dan paramedik staf Kementan di Riau untuk membantu melakukan vaksinasi," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah dalam keterangan tertulis dikutip detikcom, Minggu (6/3/2022).
LSD atau penyakit kulit berbenjol pada sapi telah ditemukan di 7 Kabupaten di Provinsi Riau. Sebelumnya, kasus serupa terjadi di beberapa negara di Asia termasuk Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasrullah meminta semua peternak serta dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan, baik di kabupaten maupun provinsi agar melakukan pembatasan lalu lintas ternak untuk pencegahan penyebarluasan penyakit LSD ini.
"Kementan telah melaksanakan berbagai upaya pencegahan masuknya penyakit LSD ini ke Indonesia. Upaya-upaya kewaspadaan tersebut telah dilakukan sejak penyakit ini masuk ke Asia Tenggara sejak 2019," jelasnya.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin menyebut pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan penyakit LSD kepada para pemangku kepentingan di seluruh Indonesia sebanyak 4 kali sejak 2019.
"Kita gencarkan juga sosialisasi tentang LSD melalui berbagai media serta webinar berseri tentang kesiapsiagaan terhadap LSD pada tahun 2021," tutur Nuryani.
Upaya peningkatan kewaspadaan tersebut, menurut Nuryani membuat petugas di lapangan dapat mendeteksi secara cepat kejadian LSD untuk kemudian melaporkan dan menanganinya.
"Sistem kita telah berhasil mendeteksi dengan cepat, hal ini didukung dengan sistem pelaporan real-time iSIKHNAS dan kemampuan laboratorium kesehatan hewan yang baik, sehingga penyakit dapat dikonfirmasi dengan segera," tambahnya.
(aid/zlf)