Waduh Bahaya! Perang Rusia vs Ukraina Jadi Bencana Pangan Global

Waduh Bahaya! Perang Rusia vs Ukraina Jadi Bencana Pangan Global

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 08 Mar 2022 10:18 WIB
Serangan Rusia ke Ukraina sasar sejumlah infrastrukur-fasilitas publik di sana. Beberapa yang jadi sasaran yakni PLTN terbesar Eropa hingga pabrik dan stasiun.
Foto: AP Photo

Hanya beberapa jam setelah Holsether berbicara kepada BBC, pemerintah Rusia mendesak produsen untuk menghentikan ekspor pupuk.

Dia menunjukkan bahwa sekitar seperempat dari nutrisi utama yang digunakan dalam produksi makanan Eropa berasal dari Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat yang sama kami melakukan apa pun yang kami bisa lakukan saat ini juga untuk mencari sumber tambahan. Tapi dengan timeline yang begitu singkat, itu terbatas," katanya.

Analis juga telah memperingatkan bahwa langkah itu akan menyebabkan biaya yang lebih tinggi bagi petani dan hasil panen yang lebih rendah. Itu bisa berdampak pada biaya yang lebih tinggi untuk makanan.

ADVERTISEMENT

Nutrisi juga bukan satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan. Sejumlah besar gas alam dibutuhkan untuk menghasilkan amonia, bahan utama dalam pupuk nitrogen. Yara International bergantung pada sejumlah besar gas Rusia untuk pabriknya di Eropa.

Tahun lalu, pihaknya terpaksa menghentikan sementara produksi sekitar 40% dari kapasitasnya di Eropa karena lonjakan harga gas grosir. Produsen lain juga memangkas pasokan.

Dikombinasikan dengan tarif pengiriman yang lebih tinggi, sanksi terhadap Belarusia (pemasok kalium utama lainnya) dan cuaca ekstrem, ini mendorong lonjakan besar harga pupuk tahun lalu, menambah lonjakan harga pangan.

Bos Yara, mengatakan dunia harus dalam jangka panjang mengurangi ketergantungannya pada Rusia untuk produksi pangan global.

Di satu sisi, pihaknya berusaha agar pupuk tetap mengalir ke petani untuk menjaga hasil pertanian.

"Pada saat yang sama ... harus ada reaksi keras. Kami mengutuk invasi militer Rusia ke Ukraina, jadi ini adalah dilema dan yang sejujurnya sangat sulit," ungkapnya.

Perubahan iklim dan pertumbuhan populasi telah menambah tantangan yang dihadapi sistem produksi pangan global, semuanya terjadi sebelum pandemi dimulai.

Kepala eksekutif Yara International menggambarkan perang sebagai bencana di atas bencana, menyoroti betapa rentannya guncangan rantai pasokan makanan global saat ini. Ini akan meningkatkan kerawanan pangan di negara-negara miskin.

"Kita harus ingat bahwa dalam dua tahun terakhir, ada peningkatan 100 juta lebih banyak orang yang pergi tidur dalam keadaan lapar... jadi untuk mengatasi ini benar-benar mengkhawatirkan," tambahnya.


(toy/zlf)

Hide Ads