Rusia dikabarkan telah merekrut warga Suriah untuk berperang di Ukraina. Hal itu diketahui berdasarkan keterangan dari Pentagon.
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan tidak jelas berapa banyak warga Suriah yang ingin direkrut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, dan sejauh ini tidak ada bukti pejuang Suriah telah tiba di Ukraina.
"Kami merasa perlu dicatat bahwa dia (Rusia) percaya dia perlu mengandalkan pejuang asing," kata pejabat tersebut disadur detikcom dari The Guardian, Selasa (8/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya Rusia merekrut warga Suriah pertama kali dilaporkan oleh situs berita Suriah, DeirEzzor24 yang mengatakan Rusia mencari sukarelawan untuk bertindak sebagai penjaga dengan kontrak enam bulan. Bayaran yang ditawarkan antara US$ 200 hingga US$ 300 per bulan, setara Rp 2.860.000-4.290.000 (asumsi kurs: Rp 14.300).
The Wall Street Journal melaporkan bahwa beberapa tentara bayaran Suriah sudah berada di Rusia dan bersiap untuk memasuki pertempuran di Ukraina. Rusia juga telah mengerahkan pasukan Chechnya di Ukraina. Itu diketahui dari pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov yang merupakan sekutu dekat Putin.
Pekan lalu, sekretaris dewan keamanan dan pertahanan nasional Ukraina, Oleksiy Danilov menuduh bahwa satu unit pasukan khusus Chechnya telah dikirim untuk membunuh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Danilov mengatakan Ukraina telah menerima petunjuk dari dalam badan intelijen FSB Rusia dan telah mencegat dan membunuh regu pembunuh Chechnya di pinggiran Kyiv.
Belum ada tanda-tanda tentara Belarusia mengambil bagian dalam invasi Rusia ke Ukraina atau bahkan bersiap untuk ambil bagian. Namun menurut Pentagon, ada laporan bahwa mereka mungkin dikirim ke garis depan.
Laporan perekrutan pejuang asing mencuat ketika serangan Rusia ke Kyiv yang menurut Pentagon terus terhenti, bahkan setelah Putin mengerahkan hampir 100% dari kekuatan invasi substansial yang dia kumpulkan di perbatasan Ukraina, yang terdiri dari 127 kelompok taktis batalion.
"Kami tidak melihat banyak kemajuan," kata seorang pejabat senior pertahanan AS.
AS juga menganggap wilayah udara Ukraina masih diperebutkan, karena pasukan pemerintah Kyiv masih memiliki sebagian besar pesawat sayap tetap yang tersedia dan siap terbang, dan pertahanan udaranya masih berfungsi.
Tetapi pejabat itu memperingatkan bahwa pasukan Rusia membuat lebih banyak kemajuan di selatan, dan Vladimir Putin masih memiliki lebih banyak kekuatan tempur yang tersedia baginya, terutama angkatan udaranya yang sejauh ini tetap berada di sela-sela perang.
Ketika serangan darat terhenti, Pentagon mengatakan Rusia lebih mengandalkan serangan roket dan rudal dari jarak jauh. Akibatnya, lebih banyak wilayah sipil yang terkena, tetapi Pentagon belum dapat menentukan apakah ini penargetan yang tidak disengaja atau disengaja, yang akan menjadi kejahatan perang.
Ukraina sendiri telah membentuk "international legion" bagi sukarelawan asing untuk membelanya. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, mengklaim bahwa lebih dari 20.000 orang dari 52 negara telah mengatakan bahwa mereka bersedia datang ke negaranya untuk mengabdi bersama angkatan bersenjata Ukraina.
Kuleba tidak mengatakan berapa banyak pejuang asing yang tiba di Ukraina dan tidak menyebutkan kewarganegaraan para sukarelawan. Tapi dia mengatakan beberapa negara asal calon sukarelawan melarang pertempuran dalam perang asing.
(toy/zlf)