.webp)
Uniknya, setelah pandemi COVID-19 berjalan selama 2 tahun lebih konsep bekerja dengan sistem hybrid masih dijalankan oleh banyak perusahaan hingga saat ini. Lantas, seberapa efektif konsep hybrid?
Berdasarkan laporan Global Workplace Report 2021 yang dibuat oleh NTT Ltd. menyebutkan 79% perusahaan-perusahaan besar seluruh dunia percaya bahwa karyawan mereka lebih suka bekerja dari kantor daripada di rumah.
 Foto: dok. PT NTT Indonesia Technology |
Faktanya, laporan tersebut menyebutkan hanya 38% karyawan yang lebih suka bekerja di kantor, sedangkan 31% memilih untuk bekerja di rumah, dan 31% lainya menerapkan sistem kerja secara bergantian yakni work from home dan work from office.
Global Workplace Report 2021 menyebutkan untuk menggenjot produktivitas perusahaan selama pandemi COVID-19 sebanyak 71% pimpinan perusahaan mengadopsi teknologi selama menjalan sistem hybrid. Menurut laporan tersebut pemanfaatan teknologi dapat membantu meningkatkan efisiensi perusahaan.
Upaya peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi pun direspon baik oleh karyawan. Laporan Global Workplace Report 2021 mengatakan sebanyak 47,2% karyawan setuju dengan konsep tersebut.
Meskipun begitu, pemanfaatan teknologi tetap menghadirkan tantangan tersendiri bagi perusahaan salah satunya terkait keamanan data. Global Workplace Report 2021 menyebutkan sebanyak 54% perusahaan menghadapi tantangan pada keamanan teknologi informasi untuk mengakomodasi cara kerja baru.
Temuan data tersebut menunjukkan tentang pentingnya penyediaan teknologi untuk menunjang kerja hybrid yang penerapannya diselaraskan dengan profil peran karyawan. Hal ini akan memberikan karyawan pilihan lebih banyak dalam mengelola keseimbangan bekerja dan kehidupan di luar kerja.
Pemanfaatan teknologi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas bahkan dapat menjadi salah satu usaha untuk memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan di masa pandemi seperti saat ini. Namun teknologi kolaborasi yang tidak terintegrasi akan menciptakan kecenderungan masalah karena karyawan memiliki keterbatasan untuk melakukan sinkronisasi waktu dan jadwal mereka karena menggunakan platform berbeda. Kendala yang dihadapi tidak hanya sebatas itu saja, karyawan kerap mengalami kesusahan saat bertemu di ruang virtual yang sama. Kendala lain yakni mencari kembali, menyimpan, berbagi, dan mengawasi penyaluran data bisnis yang bersifat rahasia yang tersebar di banyak saluran komunikasi.
 Foto: dok. PT NTT Indonesia Technology |
Sejalan dengan hasil 2021 Global Workplace Report, Cisco sebagai perusahaan terdepan penyedia solusi kolaborasi dan produktivitas percaya bahwa masa depan bekerja adalah bekerja dimanapun. Cisco memiliki solusi kolaborasi yang mendukung cara kerja yang adaptif di masa depan pada masa new bahkan next normal yang dapat mengakomodir jenis interaksi yang berbeda dan senantiasa memperhatikan keselamatan karyawan dan membantu percepatan mitigasi risiko.
Berikut adalah solusi Cisco yang dapat menjawab kebutuhan kerja hybrid di masa depan untuk memelihara pengalaman karyawan yang positif:
Memberdayakan remote workers dengan menggunakan aplikasi dan perangkat yang dapat dikastemisasi sesuai peran kerja dan tentunya aman
Menyediakan teknologi tanpa sentuh sehingga memastikan solusi kolaborasi yang terpasang mengurangi interaksi fisik dalam pemanfaatannya
Transformasi digital pada teknologi informasi adalah kunci untuk mendukung transisi ke cara bekerja di masa depan, maka solusi kolaborasi yang disertai dengan mudahnya pengaturan fitur yang beragam akan sangat membantu perusahaan dalam menerapkan cara bekerja hybrid yang personal untuk setiap karyawan
Baca lebih lanjut tentang 2021 Global Workplace Report | NTT dan unduh buku elektronik pedoman pemanfaatan solusi kolaborasi yang efektif dalam mendukung kerja secara hybrid yang adaptif untuk masa depan NTT Cisco Safety Hybrid Workplace E-Book NTT Ltd. sebagai perusahaan layanan teknologi bersama dengan Cisco membantu perusahaan menerapkan strategi pemanfaatan Solusi Teknologi Cerdas Kolaborasi yang terintegrasi.
(Content Promotion/PT NTT Indonesia Technology)
