Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Sri Mulyani: Peningkatan Harga Komoditas Ekstrem!

Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Sri Mulyani: Peningkatan Harga Komoditas Ekstrem!

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 16 Mar 2022 11:48 WIB
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menghadiri peluncuran Badan Layanan Umum (BLU) Expo 2021 di Istora Senayan Jakarta, Selasa (16/11/2021). Mengusung tema β€œBLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi” kegiatan tersebut diselenggarakan pada 16-18 November 2021.
Foto: Kemenparekraf
Jakarta -

Kondisi geopolitik yang terus memanas antara Rusia dan Ukraina menjadi ancaman baru bagi proses pemulihan ekonomi di seluruh dunia. Hal itu dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani mengatakan serangan Rusia ke Ukraina membuat harga pangan dunia naik cukup ekstrem. Hal itu memaksa banyak negara memperketat kebijakan moneter dan beberapa kebijakan yang dapat menciptakan ketidakstabilan di pasar keuangan.

"Ini semua akan menjadi ancaman yang sangat nyata bagi proses pemulihan ekonomi, baik negara maju maupun negara berkembang," kata Sri Mulyani dalam Indonesia Conference 2022, Rabu (16/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini akan meresahkan pasar negara berkembang yang mungkin akan memperketat kebijakan moneter akibat inflasi melonjak. Hal itu tentu akan menciptakan ketidakpastian baru.

"Kami melihat serangan Rusia ke Ukraina ini dapat menciptakan ketidakpastian yang sangat tinggi apakah ini harga komoditas atau bukan, yang sekarang kita saksikan sangat meningkat. Peningkatan yang ekstrem pada beberapa komoditas, juga karena penggunaan sanksi ekonomi yang dapat menciptakan volatilitas di pasar modal dan pasar keuangan pada umumnya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Jadi ini akan menjadi tantangan baru bagi semua negara yang menavigasi proses pemulihan," tambahnya.

Terlepas dari semua itu, Sri Mulyani mengklaim pemulihan ekonomi Indonesia saat ini masih berlanjut. "PMI Indonesia telah berada pada level ekspansi. Kepercayaan konsumen telah pulih dan berlanjut setelah Omicron," tambahnya.




(aid/zlf)

Hide Ads