Rusia Balas Sanksi Joe Biden dkk, Pejabat AS: Kita Tak Akan Pergi ke Rusia!

Rusia Balas Sanksi Joe Biden dkk, Pejabat AS: Kita Tak Akan Pergi ke Rusia!

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Rabu, 16 Mar 2022 12:38 WIB
President Joe Biden delivers his first State of the Union address to a joint session of Congress at the Capitol, Tuesday, March 1, 2022, in Washington, as House speaker Nancy Pelosi of Calif., looks at a copy of Bidens speech at left.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Rusia menjatuhkan sanksi larangan masuk ke negaranya kepada sejumlah pejabat di Amerika Serikat (AS), termasuk Presiden AS Joe Biden. Sanksi itu dilakukan sebagai pembalasan terhadap AS.

Melansir CNN, Rabu (16/3/2022), Kementerian Luar Negeri Rusia menyampaikan sanksi tersebut "untuk melindungi ekonomi Rusia dan memastikan pembangunan berkelanjutan."

Sementara itu, Rusia telah mengirim sinyal bahwa mereka akan gagal membayar utang. Setengah dari cadangan devisa Rusia atau sekitar US$ 315 miliar telah dibekukan oleh sanksi Barat setelah invasi ke Ukraina. Akibatnya Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan, Rusia akan membayar utang dari 'negara-negara tak bersahabat' dalam rubel sampai sanksi dicabut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga pemeringkat kredit kemungkinan menganggap Rusia gagal bayar jika melewatkan pembayaran atau membayar utang yang diterbitkan dalam dolar atau euro dengan mata uang lain seperti rubel atau yuan China.

Gagal bayar datang paling cepat Rabu ketika Rusia harus menyerahkan US$ 117 juta pembayaran obligasi pemerintah dalam bentuk dolar. Hal itu menurut JPMorgan Chase.

ADVERTISEMENT

Rusia juga telah mencari bantuan ekonomi dan militer dari China, yang tetap menjaga jarak selama invasi Ukraina. Tetapi tidak jelas apakah China bermaksud membantu Rusia, dan kedua negara telah membantah bahwa Rusia yang membuat permintaan tersebut.

Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri Rusia menjelaskan, penjatuhan sanksi itu merupakan tanggapan atas langkah AS menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dalam beberapa pekan terakhir, yang menjadi bagian dari taktik luas negara-negara Barat untuk menangkal aksi militer Rusia di Ukraina.

Sanksi-sanksi itu, disampaikannya, sebagai konsekuensi yang tidak terhindarkan untuk langkah sangat Russofobia alias Anti-Rusia yang diambil pemerintahan AS saat ini, yang merupakan upaya putus asa mempertahankan hegemoni Amerika, yang mengandalkan, menghilangkan semua kesopanan, pada pembatasan frontal Rusia'.

Pemerintah Rusia menyatakan lebih banyak sanksi akan diumumkan, dengan daftar hitam itu diperkirakan semakin panjang dengan menyertakan 'para pejabat tinggi AS, pejabat militer, anggota parlemen, pengusaha, pakar dan orang-orang media yang Russofobia atau berkontribusi dalam menghasut kebencian pada Rusia.

Ditambahkan juga Kementerian Luar Negeri Rusia bahwa pemerintah Rusia 'tidak menolak untuk mempertahankan hubungan resmi jika memenuhi kepentingan nasional kami, dan jika diperlukan, akan menyelesaikan masalah yang timbul dari status orang-orang yang masuk dalam daftar hitam demi mengatur kontak tingkat tinggi'

Apa jawaban AS? baca di halaman berikutnya

Adapun AS menyikapi santai sanksi yang diberikan Rusia. Sekretaris Gedung Putih Jen Psaki menilai sanksi Rusia tersebut tak akan berdampak banyak. AS akan terus maju.

"Tidak ada dari kami yang merencanakan perjalanan wisata ke Rusia, tidak ada dari kami yang memiliki rekening bank yang tidak dapat kami akses, jadi kami akan terus maju," katanya.

Penjatuhan sanksi oleh Rusia menandai eskalasi terbaru dalam ketegangan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan negara-negara Barat saat militer Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina yang dikecam secara global.

Lebih rinci, selain Biden, sanksi tersebut dijatuhkan kepada pejabat AS lain, seperti Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, Direktur CIA William Burns, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Daleep Singh, Direktur USAID Samantha Power, Wakil Menteri Keuangan Adewale Adeyemo, dan Presiden Bank Ekspor-Impor AS Reta Jo Lewis.

Tidak hanya pejabat, non-pejabat juga dimasukkan ke dalam daftar tersebut, antara lain putra Biden, Hunter Biden, dan mantan Menlu AS Hillary Clinton.

Langkah penjatuhan sanksi oleh Rusia ini sebagian besar dinilai simbolis, karena tampaknya sangat tidak mungkin bagi Biden dan jajaran pemerintahannya untuk bepergian ke Rusia dalam waktu dekat. Terlebih AS dan sekutu-sekutunya tengah mengambil langkah-langkah untuk menghukum Putin dan para elit pemerintahannya karena menginvasi Ukraina.

Biden dan pemerintahannya telah mengesampingkan kemungkinan pertemuan langsung dengan Putin. AS bahkan mempertanyakan apakah Putin sungguh-sungguh tertarik pada solusi diplomatik untuk perang di Ukraina.

Bukan cuma AS, sanksi juga diberikan ke Kanada. Perdana Menteri Justin Trudeau, Menlu Melanie Joly dan Menhan Anita Anand dilarang memasuki Rusia.



Simak Video "Video: Detik-detik Rudal Rusia Hantam Jantung Kota Sumy Ukraina"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads