Rusia menjatuhkan sanksi larangan masuk ke negaranya kepada sejumlah pejabat di Amerika Serikat (AS), termasuk Presiden AS Joe Biden. Sanksi itu dilakukan sebagai pembalasan terhadap AS.
Melansir CNN, Rabu (16/3/2022), Kementerian Luar Negeri Rusia menyampaikan sanksi tersebut "untuk melindungi ekonomi Rusia dan memastikan pembangunan berkelanjutan."
Sementara itu, Rusia telah mengirim sinyal bahwa mereka akan gagal membayar utang. Setengah dari cadangan devisa Rusia atau sekitar US$ 315 miliar telah dibekukan oleh sanksi Barat setelah invasi ke Ukraina. Akibatnya Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan, Rusia akan membayar utang dari 'negara-negara tak bersahabat' dalam rubel sampai sanksi dicabut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lembaga pemeringkat kredit kemungkinan menganggap Rusia gagal bayar jika melewatkan pembayaran atau membayar utang yang diterbitkan dalam dolar atau euro dengan mata uang lain seperti rubel atau yuan China.
Gagal bayar datang paling cepat Rabu ketika Rusia harus menyerahkan US$ 117 juta pembayaran obligasi pemerintah dalam bentuk dolar. Hal itu menurut JPMorgan Chase.
Rusia juga telah mencari bantuan ekonomi dan militer dari China, yang tetap menjaga jarak selama invasi Ukraina. Tetapi tidak jelas apakah China bermaksud membantu Rusia, dan kedua negara telah membantah bahwa Rusia yang membuat permintaan tersebut.
Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri Rusia menjelaskan, penjatuhan sanksi itu merupakan tanggapan atas langkah AS menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dalam beberapa pekan terakhir, yang menjadi bagian dari taktik luas negara-negara Barat untuk menangkal aksi militer Rusia di Ukraina.
Sanksi-sanksi itu, disampaikannya, sebagai konsekuensi yang tidak terhindarkan untuk langkah sangat Russofobia alias Anti-Rusia yang diambil pemerintahan AS saat ini, yang merupakan upaya putus asa mempertahankan hegemoni Amerika, yang mengandalkan, menghilangkan semua kesopanan, pada pembatasan frontal Rusia'.
Pemerintah Rusia menyatakan lebih banyak sanksi akan diumumkan, dengan daftar hitam itu diperkirakan semakin panjang dengan menyertakan 'para pejabat tinggi AS, pejabat militer, anggota parlemen, pengusaha, pakar dan orang-orang media yang Russofobia atau berkontribusi dalam menghasut kebencian pada Rusia.
Ditambahkan juga Kementerian Luar Negeri Rusia bahwa pemerintah Rusia 'tidak menolak untuk mempertahankan hubungan resmi jika memenuhi kepentingan nasional kami, dan jika diperlukan, akan menyelesaikan masalah yang timbul dari status orang-orang yang masuk dalam daftar hitam demi mengatur kontak tingkat tinggi'
Apa jawaban AS? baca di halaman berikutnya
Simak Video "Video: Detik-detik Rudal Rusia Hantam Jantung Kota Sumy Ukraina"
[Gambas:Video 20detik]