Teman-Kerabat Tak Bayar Utang, Bisa Dituntut?

Teman-Kerabat Tak Bayar Utang, Bisa Dituntut?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 23 Mar 2022 19:30 WIB
Ilustrasi keuangan atau utang
Foto: Getty Images/iStockphoto/pcess609

Buat kalian yang sering dimintai pinjaman uang oleh kerabat, simak nih tipsnya.

Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto jika dilihat dari kacamata pengelolaan keuangan, dalam suatu utang piutang maka yang paling berisiko sebenarnya adalah orang yang memberikan pinjaman. Sebab asetnya berkurang dan berisiko hilang.

Kuncinya adanya perjanjian yang kuat. Buat surat perjanjian di atas materai. Kalau perlu buat dihadapan notaris jika jumlahnya besar,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemberi pinjaman risikonya adalah ketika pinjaman tadi bermasalah. Karena dia sudah mengurangi aset yang dia miliki. Sehingga kuncinya adalah perjanjian di awal harus kuat. Harus buat perjanjian, karena pinjam meminjam itu ada hukumnya juga," tuturnya saat dihubungi detikcom, Minggu (9/5/2021).

Namun Eko menyarankan jika uang kita dipinjam oleh teman ataupun saudara lebih baik memberikan pinjaman dalam nominal yang bisa diikhlaskan. Anggap saja uang hilang.

ADVERTISEMENT

Pinjam meminjam uang antar teman ataupun saudara pada dasarnya adalah kepercayaan. Sehingga setidaknya si pemberi pinjaman bisa melihat apakah peminjam bisa menjaga kepercayaan tersebut.

"Kita nggak usah berpikir uang itu akan kembali, karena kita sadar benar ketika dipinjam sama orang yang kita percaya maka kita sudah mempertaruhkan kepercayaan kita ke dia. Jadi ketika dia melukai kepercayaan kita, ya kita harus siap ikhlas. Sehingga kuncinya adalah dibuat budget berapa nih budget yang siap kita ikhlas," ucapnya.

Sebelumnya Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad juga pernah menyarankan, jika ada saudara, kerabat ataupun teman yang ingin meminjam uang berilah sesuai dengan besaran yang mampu diikhlaskan.

Niatkanlah memberi pinjaman untuk membantu. Sehingga ketika si peminjam tidak bisa mengembalikannya tidak merasa berat hati.

"Jadi kasih pinjaman dengan besaran yang sesuai dengan keikhlasan kita. Ya syukur-syukur uangnya balik, tapi jangan terlalu berharap. Kalau tidak kembali ya anggap aja sedekah," tuturnya

"Jangan pernah dengar kata janji manis si peminjam. Misalnya dia bilang mau balikin secepatnya lah. Kita kasih semampunya saja. Misalnya dia pinjam Rp 10 juta ya kita ikhlasnya Rp 1 juta ya kasih segitu saja. Nggak perlu tidak enak," tambahnya.

Dia juga mengingatkan jangan memberikan pinjaman sembarangan dari pos keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Pastikan uang diberikan pinjaman berasal dari pos keuangan untuk kebutuhan darurat.

"Kita kan pasti ada pos-posnya, ini untuk anak sekolah, untuk tabungan pensiun, untuk bayar cicilan, untuk jalan-jalan. Nah untuk memberikan utang bisa diambil dari dana darurat, jadi tidak mengganggu kebutuhan yang lain, toh dana darurat kan tidak dipakai kalau keadaan tidak darurat," ucapnya.


(fdl/fdl)

Hide Ads