Persoalan minyak goreng di dalam negeri belum menemui titik terang. Terakhir publik dibuat penasaran setelah Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut ada mafia di balik mahal atau langkanya komoditas tersebut.
Komisi VI DPR RI pun memanggil distributor minyak goreng yakni PT Bina Karya Prima dan PT Masa Depan Cerah untuk melakukan rapat dengar pendapat (RDP). Setelah mendengar pemaparan dari keduanya, dinilai ada kejanggalan karena tidak ditemukan hal yang salah padahal faktanya di lapangan terjadi problematika yang berlarut-larut.
"Kalau melihat apa yang disampaikan oleh PT Bina Karya Prima dan PT Masa Depan Cerah sepertinya semua baik-baik saja. Tapi tentu kami harus mendalami karena faktanya semuanya sedang tidak baik-baik saja," kata Anggota Komisi VI DPR RI M Sarmuji dalam RDP, Kamis (24/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari paparan produsen menjelaskan ketika Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah, barang yang didistribusikan tinggi dan ketika HET dicabut permintaan produsen berkurang. Sayangnya hal sebaliknya terjadi di lapangan.
"Ini tidak masuk akal. Ada kontradiksi, ada paradoks yang luar biasa menurut saya. Kami serius untuk menelusuri ini problemnya di mana. Tidak mungkin tidak ada problem," ujarnya.
"Problemnya di mana? Saya berasumsi data yang disampaikan benar. Kalau tidak benar itu melawan parlemen dan bisa mendapat masalah karena menyampaikan data yang tidak benar," tambahnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohamad Hekal. Dia pun dibuat penasaran ke mana sebenarnya minyak goreng bersembunyi dan siapa yang menyembunyikannya.
"Kalaupun terjadi (kelangkaan) di titik mana barang itu bisa ngumpet karena kan ini kalau saya lihat alur distribusi yang disampaikan oleh PT Bina Karya dari D1 ke D2 ke toko itu cuma dua tiga lapis saja. Kalau dari Masa Depan Cerah malah tinggal satu lapis lagi ke toko. Jadi macetnya di mana Pak, macetnya di mana Bu barang-barang ini?," imbuhnya.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade menyebut kemungkinan dugaan mafia minyak goreng memang ada. Sayangnya siapa tersangkanya masih jadi misteri.
"Pak Oke sama Pak Menteri datang ke Medan, simsalabim barang itu ada. Pulang tuh mereka, tiga jam kemudian barang itu hilang. Ke Padang ke kampung saya begitu juga. Apa penyebabnya bisa nggak dikasih tahu kami? Berarti mafia itu ada, dugaan mafia itu ada," kata Andre.