Hey! Viral di Sosmed Bukan Berarti Jualan Kalian Laris Manis

Hey! Viral di Sosmed Bukan Berarti Jualan Kalian Laris Manis

Edward F. Kusuma - detikFinance
Jumat, 25 Mar 2022 17:58 WIB
Jakarta -

Jualan melalui akun sosial media tidak semudah istilah balikkan tangan. Pasalnya viralnya akun atau produk di sosial media tidak menjadi jaminan laris manis terjual.

"Begitu kita masuk ke sosial media, dengan begitu banyak informasi yang ada kita kayak kebingungan karena berkompetensi pingin jadi nomor satu atau di lirik dan cepat, padahal yang perlu kita sadari sebenarnya kamu butuh customer berapa sih? Formulanya kalau ingin 5 customer bisa enggak reach kamu sampai 5 ribu view misalnya sesimple itu sebenarnya," ujar Mentor Bisnis Sunil Tolani dalam acara d'Mentor detikcom, Kamis (24/3/2021).

Pria yang akrab disapa Bro Niel katakan ada banyak produk makanan dan minuman yang viral. Namun kenyataannya, kejayaan viral yang dihasilkan tidak lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saya bilang jangan kejar viral, viral itu cuma bonus, jangan jadi tumpuan bisnis hebat. Kalau ngomongin viral sebagai pematik boleh, tapi lakukan sesuatu yang diferent karena kalau kita enggak berani melakuan sesuatu yang gokil sekalian lucu sekalian, nyebelin sekalian memancing emosi sekalian atau bikin ngakak itu susah jadi viral," paparnya.

Bro Niel mengatakan ada banyak cara agar orang lirik produk kita di sosial media. Sekalipun skala usaha masih kecil, tetap bisa viral dengan memanfaatkan momentum.

ADVERTISEMENT

"Namanya attention grabbing, viral itu salah satunya contohnya apakah semua orang bisa bawa produk ke Time Square New York? Tidak. Apakah semua bisa photoshop di Time Square, bisa kan? jadi, enjoy the wave," paparnya

Lebih lanjut Sunil mengingatkan, ada satu kelemahan dari teknik 'riding the wave'. Menurutnya, tidak semua mengambil kesempatan di momentum yang tepat. Mereka memilih ikut ketika isu itu tidak lagi jadi bahan omongan orang.

"Orang jarang perhatikan gelombang, begitu gelombang turun baru perhatikan mayoritas begitu, jadi saat gelombang naik pada wait and see begitu pecah meledak pas mau turun baru dia masuk, harus bicara timing dan momentum. Itu perlu konsisten dan kreatif," punkasnya.

(edo/vys)

Hide Ads