Kota Shanghai, China memberlakukan penguncian atau lockdown guna melakukan tes massal COVID-19. Kondisi ini sekaligus menjadi tanda bahaya untuk ekonomi Indonesia.
Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan dampak lockdown ini bisa mengancam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Jadi kalau kita lihat dampak lockdown ini bisa juga membuat ekonomi Indonesia sulit tumbuh di atas 5% di 2022," katanya, kepada detikcom, Rabu (30/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya itu bisa mengancam proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 yang ditargetkan pemerintah di angka 4,8% hingga 5,5%.
Lockdown-nya Shanghai, menurutnya, bisa memberikan dampak yang diterima Indonesia lebih besar dari dampak perang Ukraina-Rusia. Mengingat Indonesia menjalin relasi bisnis yang besar dengan China. Maka isu adanya lockdown di kawasan di China berpengaruh.
"Ketergantungan investasi maupun ekspor dari China itu cukup besar dan porsinya terus terus mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir. Jadi, kalau ada gangguan sedikit saja, ada gangguan permintaan di China, gangguan pada internal domestik ekonomi China, itu akan mempengaruhi realisasi investasi China di Indonesia," papar Bhima.
Bhima menambahkan, dampak dari lockdown Shanghai menyebabkan turunnya harga batubara, nikel dan aluminium. "Langsung dirasakan sekali karena beberapa komoditas yang diekspor Indonesia ke China itu terganggu permintaannya bahkan tidak sedikit yag terjadi pembatalan kontrak," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan Shanghai lockdown tidak terlalu berpengaruh besar kepada Indonesia. Tapi berbeda jika banyak kota di China yang lockdown.
"Saya kira masih belum berdampak signifikan ke kita kecuali nanti kalau ternyata meluas," ujarnya.
Meski begitu gangguan pasti ada mengingat Shanghai adalah kota besar dan merupakan kawasan pelabuhan. Hal ini akan mengganggu pelayaran.
Tauhid menambahkan jika lockdown nantinya meluas, ini bisa jadi ancaman yang lebih besar dari Ukraina-Rusia, karena China mempunyai posisi penting bagi perekonomian Indonesia. "Tujuan ekspor-impor kita ke China mayoritas," jelasnya.
(das/das)