Minyak Goreng Curah Antara Ada dan Tiada di Pasar, Ini Masalahnya

Minyak Goreng Curah Antara Ada dan Tiada di Pasar, Ini Masalahnya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2022 14:26 WIB
Minyak Goreng Kemasan Langka di Pasar Jombang, Harga Curah di Atas HET
Foto: Enggran Eko Budianto
Jakarta -

Stok minyak goreng curah di pasar belum sepenuhnya tersedia secara normal. Pedagang pasar pun mengeluhkan stok minyak goreng curah yang sedikit saat ini.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada distribusi minyak goreng di pasar, mengapa sampai saat ini kelangkaan masih terjadi?

Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menyampaikan saat ini susunan teknis distribusi minyak goreng curah bersubsidi diatur lewat Sistem Industri Nasional (SIINas). Semua urusan minyak goreng curah diatur dalam sistem tersebut. Pendaftaran harus dilakukan oleh pihak produsen, distributor, hingga ke agen penjualan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah ternyata, proses pendaftaran itu menemui kendala karena banyak para agen-agen pedagang minyak goreng tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), sehingga tidak bisa ikut dalam sistem. Maka dari itu, banyak agen yang tak mendapatkan stok.

"Di lapangan itu ternyata banyak agen pedagang itu tidak punya NPWP, sehingga tak bisa ikut masuk sistem," ungkap Sahat dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV, Rabu (30/3/2022).

ADVERTISEMENT

Bukan cuma itu, dari pihak produsen hungga distributor pun mengalami kesulitan karena sistem ini menggunakan instrumen baru. Maka dari itu, dia mengatakan memang pihaknya perlu waktu.

"Karena sistem IT ini memang untuk orang milenial, jadi di kami banyak yang sepuh dan gaptek, perlu waktu isi kira-kira 6 hari itu juga masih ada cenang perenang sana sini butuh waktu," kata Sahat.

Sahat bilang para produsen minyak goreng curah ditargetkan memproduksi 14 ribu ton per hari seluruh Indonesia. Target itu setara dengan 319 ribu kilo liter per bulan atau melampui rata-rata kebutuhan migor curah sekitar 388 ribu kilo liter dalam satu bulan.

Dia menjamin, pedagang pasar akan mendapatkan minyak goreng curah sesuai dengan HET Rp 14.000/liter atau setara Rp 15.500/kg.

"Dari sini ke pasar maksimal harga di sana tak boleh lebih dari Rp 13 ribu per liter ke penjual, supaya penjual dapat margin Rp 1000 perak per liter. Kalau dalam kilo itu harga ke pedagang kita Rp 14.389 karena biaya packing dan juga margin pedagan Rp 1.000 supaya sampai di konsumen Rp 15.500 per kilo," papar Sahat.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) Adi Wisoko mengatakan untuk mempercepat distribusi minyak goreng pihaknya tetap menberikan minyak goreng kepada pedagang yang belum ada NPWP. Namun, pihaknya akan mencatat nomor kartu tanda penduduk (KTP) serta nomor izin usaha.

Dengan cara itu, mereka dapat menerima pasokan migor curah bersubsidi dan menjualnya ke masyarakat. Namun, pihaknya akan mewajibkan para agen dan pedagang untuk segera membuat NPWP sesuai aturan pemerintah bila ingin mendapatkan stok minyak goreng.

"Karena kalau mereka tidak bikin NPWP, maaf porsi you akan kita kurangi supaya mereka mau masuk ke sistem perdagangan yang baik dengan punya NPWP," kata Adi dalam rapat yang sama.

Sebelumnya, dari penelusuran detikcom para pedagang pasar mengeluhkan stok minyak goreng curah yang sedikit saat ini. Kurangnya stok minyak goreng ini dirasakan agen besar di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pemilik agen mengatakan dia harus mencari ke beberapa tempat untuk mendapatkan minyak goreng curah. Sekalinya dapat stok, pasti dibatasi.

"Waduh minyak goreng curah ini makin kacau ya. Di pabrik stok dibatasin sekarang. Saya kan jadi beli ga di satu tempat, karena barangnya dikit ya ke mana mana ke sales ke pabrik, barangnya dikit. Makin kacau aja ini minyak langka. Gimana kami mau jualan, langganan banyak tapi stoknya langka," ungkap pemilik agen sembako yang tidak mau disebutkan namanya, Selasa (29/3/2022).

Pemilik agen ini mengaku telah mendapatkan stok minyak goreng curah dengan harga subsidi. Dia menjualnya dengan harga Rp 16.000/kg. Katanya, jika bukan harga subsidi harganya bisa tembus Rp 22.000/kg.

"Dapat stok yang subsidi ini harganya saya jual Rp 16.000/kg. Kalau nggak dapat subsidi Rp 22.000/kg itu," ungkapnya.

Masih di pasar yang sama, keluhan yang sama juga disampaikan pedagang lain bernama Hengki. Dia menjelaskan stok minyak goreng curah kadang ada dan tidak ada. Dia sendiri menjual harga minyak goreng curah Rp 20.000/kg. Dia mengaku harga itu sudah naik lagi.

"Bilang sama Pak Menteri ini stok minyak goreng curah kenapa langka. Hari ini ada, besoknya nggak ada," jelasnya.

Sementara itu, pedagang sembako di tempat lain, misalnya di Pasar Ciputat Tangerang Selatan juga merasakan langkanya minyak goreng curah. Rata-rata pedagang mengatakan stok minyak goreng curah habis. Salah satu pedagang bernama Tomi mengatakan sudah 3 hari tidak ada stok minyak goreng curah.

"Kalau harga Rp 22.000/kg tapi udah tiga hari nggak ada barangnya," jelasnya.

Dia mengaku tahu soal minyak goreng curah yang disubsidi, tetapi katanya harga selalu mahal. "Tahu ada subsidi itu tapi kalau saya belanja ya mahal bukan harga subsidi," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2
(hal/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads