Dari sisi mitra, Co-Founder & CEO Burgreens dan Green Rebel Foods sekaligus Mitra Usaha GoFood, Helga Angelina mengatakan bahwa produk ramah lingkungan tidak selalu menjadi beban tambahan biaya operasional. Jika jeli justru cara tersebut dapat meringankan biaya, misalnya dengan menggunakan kembali sisa bahan baku untuk diolah menjadi varian makanan lainnya.
"Proses yang kami lalui tidak instan. Sembilan tahun terakhir kami mulai langkah demi langkah untuk menyeimbangkan profit dan purpose dalam bisnis. Tidak bisa dipungkiri kalau bahan baku yang lebih ramah lingkungan akan cenderung lebih mahal, namun yang paling penting pola pikir yang harus kita ubah, profit bukan jadi tujuan utama," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang namanya bisnis harus bisa berkelanjutan dan di saat yang bersamaan memberikan dampak positif semaksimal mungkin ke pelanggan dan dampak negatif seminimal mungkin ke lingkungan," sambung Helga.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rosa Vivien Ratnawati menyambut baik program yang dijalankan oleh Gojek. Menurutnya, program tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi sampah plastik.
"Saya mengajak teman-teman yang hadir untuk berpartisipasi mengubah hal-hal kecil dari kemasan plastik ke kemasan yang ramah lingkungan atau kalau memang usahanya memakai botol kemasan plastik, tolong nanti bisa ditarik kembali untuk bahan baku daur ulang. Saya juga ingin menyampaikan bahwa Peraturan Presiden No 97/2017 tentang Kebijakan Strategi Nasional menyebutkan bahwa kita punya target pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah 70%, artinya 100% sampah akan terkelola," ujarnya.
"Saya ucapkan selamat atas pelaksanaan kampanye #DariAksiKecil sebagai upaya konsisten dari Gojek untuk mendorong masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. Ini juga merupakan bagian kolaborasi Gojek dan KLHK yang telah terbangun sejak tahun 2021 melalui Nota Kesepahaman bersama," sambungnya.
Transisi menuju bisnis ramah lingkungan sering kali dianggap sulit dan mahal. Mitra Usaha GoStore, Owner Bumi Bulk Store and STEAM Academy, Dominique Ivonne mengatakan, "Kami mengakalinya dengan mengambil bahan-bahan langsung dari petani. Selain memberdayakan petani, produk yang kami dapatkan lebih segar dan cenderung lebih terjangkau, sehingga keuntungan kami lebih besar dan produk bisa dijual lebih murah untuk konsumen."
"Kami terus dorong edukasi ke konsumen untuk bawa kontainer sendiri saat belanja di Bumi Bulk Store. Tanpa edukasi, transisinya pasti akan sulit," ungkap Dominique.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager for Sales and Marketing Avani Eco, Mira Ayu Krisnasari memaparkan bahaya plastik bagi kesehatan dan bumi.
"Masyarakat harus mengenal kemasan yang harus dihindari. Pasalnya, kemasan ini sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, misalnya kantong plastik dan styrofoam untuk membungkus makanan. Bahan ini tidak seharusnya digunakan sebagai pembungkus makanan yang masuk ke dalam tubuh kita," kata Mira Ayu.
Mira mengungkapkan bahwa sampah plastik tidak akan terurai hingga ratusan tahun ke depan dan akan berakhir menjadi mikro plastik yang membahayakan ekosistem.
"Saya rasa pengetahuan masyarakat sudah mulai meningkat seiring dengan penerimaan kemasan-kemasan ramah lingkungan. Walaupun tersedia dengan tambahan biaya tertentu, namun ini menjadi awal yang baik untuk bumi kita," tutupnya.
(akn/hns)