Indonesia di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencar membangun infrastruktur. Bahkan, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, dibutuhkan dana Rp 6.445 triliun untuk membangun infrastruktur.
Meski sudah jor-joran membangun infrastruktur, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan daya saing atau competitiveness Indonesia masih kalah dibanding negara tetangga, dalam hal ini ASEAN-5 yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
"Dengan pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol yang begitu banyak, ranking dari competitiveness Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN-5," katanya dalam acara penandatanganan perjanjian oleh Indonesia Investment Authority (INA) tahun 2022, disiarkan melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita memahami bahwa pekerjaan rumah kita masih sangat banyak," sambung mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Pembangunan infrastruktur, lanjut dia adalah agenda yang sangat penting yang telah disebutkan oleh Presiden Jokowi.
Saat ini setidaknya ada 54 proyek jalan tol yang dikategorikan sebagai proyek strategis nasional (PSN), yang kata Sri Mulyani lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Akselerasi percepatan pembangunan infrastruktur merupakan sebuah pilar yang sangat penting di dalam memajukan ekonomi Indonesia terutama dari aspek perbaikan daya saing dan produktivitas," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi menyampaikan pentingnya pembangunan infrastruktur demi mendongkrak daya saing Indonesia.
"Sudah sering saya sampaikan betapa pentingnya yang namanya infrastruktur. Daya saing kita, produk-produk yang diproduksi di negara kita akan sulit berkompetisi dengan negara lain apabila infrastruktur kita tidak baik," tambah Jokowi.
(toy/zlf)