Seperti diketahui, Pelita Air sendiri baru saja mendaratkan dua pesawat baru jenis Airbus A320. Senin 11 April yang lalu, dua pesawat itu didatangkan Pelita Air di Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat itu bakal digunakan untuk bisnis penerbangan berjadwal reguler yang akan dilakukan Pelita.
Pesawat yang didatangkan dari Montpellier itu sudah memiliki livery atau motif khas Pelita Air yang dinamakan Ribbon. kan livery baru yang dinamakan 'Ribbon'. Dinamakan 'Ribbon' karena livery tersebut menyerupai pita yang menyelimuti ekor dan sebagian badan pesawat dengan tiga warna yaitu merah, biru dan hijau.
Tiga warna itu dapat dimaknai sebagai keberagaman dan kebebasan berekspresi. Tiga warna pada livery tersebut juga merupakan warna identitas Pertamina sebagai perusahaan induk dari Pelita Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski baru punya dua pesawat, Pelita Air sendiri percaya diri bisa eksis di kelas penerbangan reguler. Menurut Umar, pihaknya belum berpikir menambah pesawat dalam waktu dekat.
"Sementara kami fokus memaksimalkan 2 pesawat itu terlebih dulu. Untuk rencana penambahan, jumlahnya akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kajian bisnisnya ke depan," kata Umar.
Rencananya sendiri Pelita Air bakal masuk ke pasar penerbangan berjadwal reguler sebagai maskapai di kelas medium service. Maskapai ini bakal memiliki basis utama di Bandara Soekarno-Hatta.
Sebagai informasi, Pelita Air juga baru saja melakukan perombakan besar di jajaran manajemennya. Maskapai mengangkat Dendy Kurniawan eks petinggi AirAsia Indonesia ke dalam jajarannya. Dendy mengisi posisi direktur utama menggantikan Albert Burhan yang diberhentikan karena tersandung kasus korupsi beberapa waktu lalu.
Dari sisi Dewan Komisaris, pergantian dilakukan pada posisi Komisaris Utama. Rachmat Kaimuddin menggantikan posisi yang dijabat Michael Umbas. Nama Rachmat Kaimuddin dikenal sebagai eks CEO Bukalapak dan kini bergabung ke Kemenko Kemaritiman dan Investasi sebagai penasehat di bidang teknologi bagi Menko Luhut Binsar Pandjaitan.
(hal/dna)