Ekonomi China Tumbuh 4,8%, Tapi Ada Kabar Kurang Enaknya Nih!

Biro Statistik Nasional China melaporkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I-2022 tumbuh 4,8%. Angka itu lebih tinggi dari ekspektasi tahun sebelumnya 4,4%.

Padahal beberapa kota di China saat ini tengah lockdown untuk menekan kasus COVID-19. Pertumbuhan ekonomi China didorong oleh beberapa sektor ekonomi.

Sektor investasi aset tetap yang tercatat tumbuh 9,3%, melampaui ekspektasi sebelumnya 8,5%. Kemudian, investasi di bidang manufaktur naik 15,6% dari tahun lalu, dan sektor infrastruktur mengalami peningkatan 8,5% dibandingkan periode yang sama.

Lalu, faktor lainnya yakni sektor produksi industri pada kuartal I-2022 naik 5%, mengalahkan perkiraan sebelumnya 4,5%.

Namun, penjualan ritel turun lebih dari 3,5% dari perkiraan tahun sebelumnya. Analis yang disurvei mengantisipasi penurunan 1,6%.

Meski banyak pertumbuhan baik, pasar tenaga kerja ternyata tidak baik-baik saja. Tingkat pengangguran di 31 kota besar China naik dari 5,4% pada Februari menjadi 6% pada Maret. Kenaikan itu menjadi rekor tertinggi menurut data resmi sejak 2018.

"Ini menunjukkan masalah pengangguran di kota-kota besar menjadi lebih parah daripada ketika Pandemi COVID-19 dimulai pada 2020," kata Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang dikutip dari CNBC, Selasa (19/4/2022).

"Wabah COVID-19 memaksa Shanghai dan beberapa kota lain untuk melakukan penguncian pada akhir Maret dan awal April. Oleh karena itu, perlambatan ekonomi kemungkinan akan memburuk pada April," lanjutnya.

Pada tahun ketiga COVID-19 melanda, China memang kembali menghadapi tantangan untuk memastikan keseimbangan antara lulusan dari perguruan tinggi dan lapangan kerjanya. Tahun ini, jumlah lulusan perguruan tinggi diperkirakan meningkat 1,67 juta dari 2021 menjadi 10,76 juta.

Pada Maret, tingkat pengangguran yang berusia 16 hingga 24 tahun tetap jauh lebih tinggi pada 16% tertinggi sejak Agustus 2020. Secara keseluruhan, tingkat pengangguran perkotaan nasional lebih tinggi di bulan Maret menjadi 5,8%, naik dari 5,5% di bulan Februari.