Pabrik Baja Mulai Gunakan Tungku Hemat Energi

Jakarta - Untuk menghemat energi, pabrik baja kini mulai mengoperasikan tungku pemanas berkinerja tinggi, yang bisa menekan biaya produksi hingga 10 persen dan menghemat 3 persen pemakaian gas.Kebutuhan gas alam untuk industri baja tahun 2005 adalah 43 ribu mmscfd, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 112 ribu mmscfd di tahun 2015.Peresmian pemakaian proyek tungku pemanas hemat energi ini dilakukan di pabrik baja PT Gunung Garuda, Cibitung, Bekasi, Senin (29/5/2006). Peresmian dilakukan oleh Dirjen Industri, Logam, Mesin Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari.Tungku pemanas hemat energi merupakan kerja sama Depperin dengan pemerintah Jepang, yang melakukan proyek hibah performance industrial surnace melalui New Energi and Industrial Technology Development Organization (NEDO).Pemerintah Jepang memberikan hibah sebesar US$ 4 juta. Sementara PT Gunung Garuda mengeluarkan dana sebesar US$ 1 juta, sehingga total investasi tungku pemanas ini mencapai US$ 5 juta.Menurut Ansari, penggunaan tungku pemanas berkinerja tinggi ini dapat menghemat pemakaian gas sekitar 3 persen dan mengurangi emisi.Dengan adanya penghematan energi diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi di energi baja yang diikuti seluruh industri nasional."NEDO bertanya kepada saya industri mana lagi yang perlu dibantu, saya bilang saat ini yang juga perlu dibantu adalah tekstil untuk bisa menghemat energi," kata Ansari.Sementara Komisaris Utama PT Gunung Garuda, Djamaluddin mengatakan, penggunaan tungku pemanas ini bisa menekan biaya produksi hingga 10 persen. Konsumsi baja nasional pada tahun ini diperkirakan sebesar 5,5-6 juta ton. Sedangkan pada tahun 2009 diprediksi melonjak hingga 10 juta ton. Saat ini produksi nasional hanya sebesar 4-5 juta ton, yang sebagian besar sejumlah 2,5 juta ton diproduksi oleh PT Krakatau Steel. Sedangkan PT Gunung Garuda hanya bisa memproduksi 250 ribu ton dan sisa kebutuhan lainnya didatangkan dari impor. (ir/)