Minggu depan diprediksi akan menjadi momentum bagi harga emas untuk berbalik arah menuju penguatan. Setelah beberapa waktu ke belakang komoditas emas terus mengalami penurunan.
Salah satu penyebab penurunan harga emas adalah perubahan kebijakan terbaru oleh bank sentral AS, Federal Reserve. The Fed memiliki salah satu pengumuman yang paling dinanti seluruh pasar pada minggu kemarin, yakni suku bunga acuan dengan menaikkannya setengah poin persentase pada Rabu (4/5).
Ada likuidasi besar-besaran aset berisiko dalam perdagangan pasca pengumuman The Fed. Banyak investor beralih ke uang tunai. Meski begitu penting untuk diingat bahwa emas bertahan dengan cukup baik mengingat seberapa tinggi kenaikan dolar AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penurunan memberikan ruang bagi emas untuk kembali naik. Ditambah lagi, indeks dolar AS sudah mendekati puncak. Itu akan bagus bagi emas karena membentuk lingkungan makro ekonomi yang menguntungkan bagi logam mulia," kata Analis Senior OANDA, Edward Moya dilansir dari Kitco News, Minggu (8/5/2022).
Emas menurut Moya masih menjadi instrumen karung investasi demi menghindari risiko di instrumen lainnya untuk beberapa waktu ke depan. Dia yakin sampai indeks dolar AS mengalami penurunan, emas masih memiliki peluang. Meskipun perlu diingat harga masih akan mengalami volatilitas.
"Jika kita terus melihat penghindaran risiko di seluruh ekuitas dan jika apresiasi dolar tidak sekuat yang biasa kita lihat, emas akan mulai stabil. Masih ada risiko besar bahwa kita bisa melakukan pergerakan besar lainnya dalam obligasi. Emas masih bisa rentan terhadap aksi jual besar terakhir sebelum semuanya berakhir," jelasnya.
Diprediksi emas minggu depan akan bergerak dalam rentang resistensi US$ 1.900-1.920 per ons. Sementara supportnya berada di level US$ 1.850, jika ditembus maka kemungkinan harga emas akan turun ke level US$1.800.
Bagaimana prediksi harga emas sepekan ke depan? Buka halaman selanjutnya.