Lapor Pak Jokowi, Petani Sawit 'Berdarah-darah' Imbas Larangan Ekspor

Lapor Pak Jokowi, Petani Sawit 'Berdarah-darah' Imbas Larangan Ekspor

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 16 Mei 2022 11:38 WIB
A worker transports palm oil fresh fruit bunches during harvest at a plantation in Kampar regency, Riau province, Indonesia April 26, 2022. Picture taken April 26, 2022. Picture taken April 26, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN: Petani sawit mengeluhkan anjloknya harga tandan buah segara setelah larangan ekspor berlaku

Berkaitan dengan pupuk, juga diakui menjadi kendala dari petani kelapa sawit. Setiyono mengatakan saat ini harga pupuk juga sudah naik sangat tinggi hingga 300%.

"Harapan petani harga pupuk dinormalkan seperti dulu lagi awalnya urea cuma Rp 250.000 per sak sekarang sudah Rp 500.000 per sak. Kalau pupuk kcl dari Rp 260.000 per sak menjadi Rp 800.000 per sak. Itu, kami pupuk naik nggak pernah protes, tapi sawit naik ini diprotes mulu sama pemerintah," jelasnya.

"Makanya, kalau pemerintah mau harga CPO standar dan minyak goreng juga standar, dipikirkan juga harga pupuk untuk petani kelapa sawit ini," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itulah, petani akhirnya mengirim surat terbuka kepada Jokowi. Surat itu dilayangkan kemarin Minggu (15/5). Surat terbuka itu berisi permintaan petani kepada Jokowi untuk menghentikan kebijakan larangan ekspor CPO dan turunannya.


(hns/hns)

Hide Ads