Ustaz Abdul Somad (UAS) ditolak masuk ke Singapura. Setelah kejadian itu ramai tagar #boikotsingapura di Twitter. Ajakan untuk tidak berbelanja dan berwisata ke Singapura pun ramai disuarakan.
Seperti apa dampak yang bisa terjadi ke Singapura jika ajakan ini diikuti oleh banyak orang? Untuk menjawab itu, detikcom menelusuri sumber ekonomi Singapura yang berasal dari sektor pariwisata.
Mengutip laman resmi stb-gov.sg, disebutkan pada 2021 sektor pariwisata Singapura tercatat mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama periode satu tahun penuh 2021 jumlah wisatawan dari luar negeri yang ke Singapura tercatat 330 ribu pengunjung. Komposisinya China 88 ribu, India 54 ribu, dan Indonesia 33 ribu.
"Ini adalah jumlah kunjungan terbanyak pada 2021," tulis keterangan tersebut, dikutip, Jumat (20/5/2022).
Sementara itu per Januari-September total penerimaan pariwisata Singapura dari pariwisata adalah US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 17,52 triliun. Penerimaan ini didapatkan dari wisatawan China yang menyumbang US$ 432 juta atau setara dengan Rp 6,3 triliun.
Lalu wisatawan Indonesia tercatat US$ 127 juta atau sebesar Rp 1,8 triliun dan India US$ 58 juta atau setara dengan Rp 846 miliar.
"Penerimaan ini tidak termasuk perjalanan wisata, hiburan dan permainan," tulisnya.
Jadi pemasukan Singapura dari wisatawan Indonesia bisa dibilang masih jauh lebih kecil dibandingkan wisatawan China. Jumlah tersebut juga tidak signifikan jika melihat total penerimaan ekonomi Singapura.
Ekonomi Singapura sendiri mayoritas ditopang oleh industri manufaktur dan jasa keuangan. Sekitar 71% ekonomi Singapura disumbang oleh sektor pelayanan dan jasa, kemudian disusul oleh industri. Pariwisata sendiri menyumbang 4% ekonomi Singapura, masih kecil dibandingkan sektor yang disebutkan pertama tadi.
Singapura sendiri tengah berupaya fokus memulihkan pariwisata nasional dengan kampanye SingapoRediscovers. Mereka menerbitkan voucher dan telah dibeli oleh 1,9 juta orang dan transaksi sebanyak 2,6 juta kali.
Kemungkinan besar ekonomi Singapura akan baik-baik saja jika ada boikot dari wisatawan Indonesia karena jumlah penerimaannya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan wisatawan dari negara tetangga lainnya.
(eds/upl)