Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkap setelah ekspor minyak goreng dan bahan bakunya dilarang, Indonesia kelebihan pasokan minyak goreng curah 17.004 ton.
"Setelah pemberlakuan peraturan menteri (larangan ekspor), pasokan minyak goreng curah meningkat 108,7% atau 211.638,65 ton. Pasokan ini lebih besar 17.004 ton dari kebutuhan nasional sebesar 194.634 ton," ungkap Lutfi dalam keterangan pers yang disiarkan di YouTube Kementerian Perdagangan, Jumat (20/5/2022).
Peningkatan itu diungkap Lutfi jauh lebih besar juga dari pasokan minyak goreng curah sebelum adanya larangan ekspor. Adapun pasokan sebelum adanya larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, pada Maret 2022 hanya 64.626,52 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atau setara 33,2% dari kebutuhan nasional," jelasnya.
Melimpahnya pasokan minyak goreng ini, Lutfi menerangkan berkat dukungan dari produsen di industri minyak goreng yang menurutnya telah mematuhi kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya.
"Tidak terkecuali distributor, ritel, dan pedagang eceran yang telah berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di masyarakat," jelasnya.
Untuk itu, menindaklanjuti keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, maka Peraturan Menteri Perdagangan soal larangan ekspor resmi dicabut.
Adapun aturan yang dicabut itu Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 22 Tahun 2022 tentang Larangan Sementara Ekspor Crude Palm Oil, Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil, Refined, Bleached and Deodorized Palm Olein, dan Used Cooking Oil.
(ara/ara)