Ramai Ajakan Boikot Bakal Pengaruhi Pariwisata Singapura?

Ramai Ajakan Boikot Bakal Pengaruhi Pariwisata Singapura?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 21 Mei 2022 08:30 WIB
Patung Merlion, Singapura
Patung Merlion, Singapura/Foto: Fitraya Ramadhanny/detikTravel
Jakarta -

Setelah Ustaz Abdul Somad ditolak masuk Singapura, ramai ajakan untuk memboikot negeri Singa itu agar masyarakat RI tak lagi berbelanja dan berwisata ke sana.

Memang, pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan negara tersebut. Tapi bukan yang paling besar, karena yang paling besar adalah perdagangan dan sektor keuangan.

Jadi jika ajakan boikot itu benar benar dilakukan dan tak ada lagi warga RI yang ke Singapura apakah akan mempengaruhi pendapatan Singapura?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan jika semua orang Indonesia tak ada lagi yang berwisata ke Singapura, maka cukup berdampak ke negara tersebut. Meski demikian, ekonomi Singapura tak banyak mengandalkan sektor pariwisata.

"Tapi perekonomian Singapura tidak bergantung pada pariwisata. Perekonomian Singapura lebih di-support oleh sektor lain," kata Piter saat dihubungi, Jumat (20/5/2022).

ADVERTISEMENT

Piter mengungkapkan, Singapura didukung oleh perdagangan dan keuangan. Saat ini kedua sektor tersebut menopang kinerja produk domestik bruto (PDB) nasional mereka.

Jumlah wisatawan Singapura di halaman berikutnya.

Jumlah wisatawan asing yang datang ke Singapura sepanjang 2021 tercatat 330 ribu pengunjung. Dikutip dari laman resmi stb-gov.sg, tiga negara yang turis asingnya tertinggi berasal dari China 88 ribu, India 54 ribu, dan Indonesia 33 ribu. "Ini adalah jumlah kunjungan terbanyak pada 2021," tulisnya.

Sementara itu per Januari-September total penerimaan pariwisata Singapura dari pariwisata adalah US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 17,52 triliun.

Penerimaan ini didapatkan dari wisatawan China yang menyumbang US$ 432 juta atau setara dengan Rp 6,3 triliun.

Lalu wisatawan Indonesia tercatat US$ 127 juta atau sebesar Rp 1,8 triliun dan India US$ 58 juta atau setara dengan Rp 846 miliar.

"Penerimaan ini tidak termasuk perjalanan wisata, hiburan dan permainan," tulisnya.

Memang Singapura berupaya fokus untuk memulihkan pariwisata nasional dengan kampanye SingapoRediscovers. Mereka menerbitkan voucher dan telah dibeli oleh 1,9 juta orang dan transaksi sebanyak 2,6 juta kali.


Hide Ads