Jual Minyak Goreng Rp 14.000, Pedagang Untung Nggak Sih?

ADVERTISEMENT

Jual Minyak Goreng Rp 14.000, Pedagang Untung Nggak Sih?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 22 Mei 2022 18:28 WIB
Harga minyak goreng curah rata-rata di Jakarta terpantau masih cukup tinggi. Harga minyak goreng curah berada di kisaran Rp 19.000/Kg.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Program minyak goreng curah murah atau yang dinamakan sebagai Program MigorRakyat telah mulai dilaksanakan. Masyarakat kini bisa membeli minyak goreng curah dengan harga Rp 14.000 hanya dengan memberikan KTP.

Dengan harga jual semurah itu, kira-kira pedagang untung atau tidak ya?

Di Pasar Lokbin Muria Dalam, hanya ada satu gerai yang mengikuti program tersebut dan menjual minyak goreng curah bersubsidi, ialah gerai Saiful. Dia mengatakan bahwa keuntungan dapat dikatakan sangat tipis.

"Kalau jual minyak setelah terima bersih kan enak. Kalau begini kan susah untungnya, kecil sekali. Belum tenaga untuk menakar dan membungkusnnya dari jerigen tersebut," ujar Saiful kepada detikcom, Minggu (22/05/2022).

Saiful menambahkan bahwa dirinya menghimbau masyarakat untuk membawa wadah sendiri saat akan membeli minyak. Kalau orang tersebut tidak membawa wadah, ia mau tidak mau harus mengeluarkan modal untuk plastik bening dan kantong plastik.

"Saya biasanya menggunakan dua plastik bening untuk minyak karena takut bocor, ditambah karet gelang, kemudian dikantongi plastik atau kresek lagi. Kalau dihitung-hitung modalnya lumayan, belum dengan tenaganya berapa," ujar dia.

Saiful mengaku, dirinya sempat mengajukan diri untuk mundur dari program, selain karena untungnya yang sedikit, antusiasme masyarakat yang mau membeli minyak membuatnya kewalahan. Namun setelah berpikir lebih jauh, akhirnya ia memutuskan untuk tetap lanjut.

"Sayang kalau mundur. Satu pasar hanya saya saja. Lama kelamaan nanti efeknya bisa ke nama toko saya juga jadi lebih dikenal, bisa merembet juga ke penjualan saya," ujar Saiful.

"Mengenai keuntungan jual itu ujung-ujungnya kembali lagi ke pedagangnya, bagaimana kita mengaturnya supaya lebih efisien juga, pintar-pintarnya kita," tambahnya.

Pedagang lainnya di Pasar Lokbin Muria Dalam, Laras mengaku bahwa gerainya juga sempat ditawari program MigorRakyat. Namun penjaga toko Laras saat itu menolak karena sistemnya dirasa cukup rumit dan keuntungan penjualannya tidak sebanding.

"Dari distrubutor Rp 13.000 dan harus dijual Rp 14.000. Untuk minyak curah itu saya plastiknya dua karena takut bocor, belum karetnya dua juga," ujar Laras.

Laras menambahkan bahwa modal tersebut belum termasuk biaya jasa dari tenaganya, mengingat antrian yang panjang dan sistem yang lumayan rumit akan membutuhkan tenaga yang tidak lah sedikit.

(dna/dna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT