Jalan Hidup Starling di Jakarta yang Nggak Banyak Orang Tahu

Liputan Khusus

Jalan Hidup Starling di Jakarta yang Nggak Banyak Orang Tahu

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 23 Mei 2022 06:00 WIB
Jalan Hidup Starling di Jakarta yang Nggak Banyak Orang Tahu
Foto: Herdi Alif Al Hikam

Dari hasil penelusuran detikcom, ternyata profesi starling ini didominasi oleh masyarakat suku Madura. Mereka merantau dari timur Jawa menuju ibu kota. Mengharapkan penghidupan dan rezeki yang lebih layak daripada di kampung halaman.

Menurut pengakuan beberapa starling yang ditemui detikcom, mereka sama-sama mengaku diajak oleh orang sekampungnya untuk merantau ke Jakarta. Arus urbanisasi benar-benar terjadi di balik banyaknya orang Madura yang merantau ke Jakarta untuk menjadi starling.

Rohman salah satunya, dia merantau ke Jakarta sejak tahun 2010 yang lalu, diajak oleh salah satu kawannya yang sudah lebih dulu jadi penjaja kopi keliling di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya waktu itu diajak kawan yang ada di sini. Itu tahun 2010-an," ungkap Rohman.

Dia menuturkan, seringkali orang-orang Madura yang ada di Jakarta mengajak kawan-kawan atau saudaranya dari Madura untuk bekerja di Jakarta. Salah satunya bekerja menjadi penjaja kopi keliling.

ADVERTISEMENT

Bahkan, tak jarang satu orang yang mudik ke Madura akan membawa 3-5 orang kawannya saat kembali ke ibu kota. Biasanya, bagi laki-laki yang sudah lulus pendidikan madrasah setingkat SMA ataupun laki-laki yang baru menikah akan diajak untuk bekerja di Jakarta.

"Jadi banyak kawan kami di sini, dagang kopi keliling begini. Nah diikuti satu dari kampung, diikuti satu lagi, satu lagi, jadi banyak lah. Jadi dia kalau pulang, balik sini lagi bisa bawa orang 5 orang," kata Rohman.

Rohman mengaku bukan cuma di Jakarta, di kota-kota sekitar ibu kota banyak juga orang-orang Madura yang menjadi starling. "Banyak sekali bukan di Jakarta saja, di Bekasi ada, Tangerang itu di Cengkareng juga ada," tuturnya.

Roni, kawan Rohman juga mengatakan hal yang sama. Menurut pengakuannya, di tahun 2006 yang lalu dia diajak oleh saudaranya untuk bekerja di Jakarta. Dia diajak untuk menjadi pedagang kopi keliling di Jakarta.

"Saya waktu ditawarkan jadi pedagang kopi, tahun itu memang belum banyak, memang besar pendapatannya. Kalau sekarang kan sudah ramai, saingan banyak," cerita Roni kepada detikcom.

Dia mengaku tergiur dengan penghasilan yang diraih saudaranya itu dengan bekerja di Jakarta. Tanpa pikir panjang dengan modal seadanya dia cabut dari kampung halamannya ke Jakarta.

"Saya jualan dari cuma kopi aja, nggak ada esnya. Satu gelas masih seribuan rupiah, sekarang sudah Rp 5 ribuan," kisahnya.

Meski begitu, saat ini menjajakan kopi di Jakarta sudah sangat sulit. Jumlah starling yang membludak dan pelanggan yang makin sepi membuat peruntungan abang-abang starling makin berkurang.

Bahkan, Rohman menceritakan, di masa awal pandemi mayoritas para starling asal Madura berbondong-bondong pulang kampung. Mereka takut pembatasan aktivitas publik membuat mereka tak bisa berdagang. Sampai sekarang pun menurutnya belum banyak penjaja starling asal Madura yang balik ke Jakarta.

"Yang ada lockdown itu kan semua nggak bisa keluaran, kami balik semua. Rata semua pulang ke Madura. Sebagian belum pulang balik lagi ke sini. Ibaratnya 100 itu masih 30-nya saja di sini," tutur Rohman.

(hal/dna)
Hide Ads