Kementerian Perindustrian mengungkap alasan minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET) sulit ditemukan di pasar. Adapun HET minyak goreng curah Rp 14.000 per liter.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan pihaknya telah berupaya untuk mensosialisasi minyak goreng curah harga Rp 14.000/liter dengan memasang spanduk. Namun, dalam praktiknya, dia menyebut masyarakat belum percaya minyak goreng curah sesuai HET itu ada.
"Kami melakukan langkah-langkah untuk HET terjaga salah satunya memasang spanduk bahwa ini minyak goreng curah bersubsidi atau minyak goreng curah HET. Itu sudah kami lakukan. Tetapi dalam praktiknya, masyarakat belum confident bahwa minyak itu ada," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (24/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Putu menyatakan ketidakpercayaan masyarakat itu disebut dimanfaatkan pengecer atau retailer yang menjual minyak goreng curah di atas Rp 14.000/liter. "Itu dijadikan kesempatan oleh pedagang, 'kalau memang bisa dibeli Rp 17.000/liter kenapa harus jual Rp 14.000/liter?' Itu yang terjadi pada saat hari raya keagamaan," lanjutnya.
Alasan kedua, Ia mengungkap sebelumnya penegak hukum tidak sekeras pada saat ini dan ke depannya. Putu mengklaim bahwa saat ini distribusi minyak goreng curah Rp 14.000/liter sudah berjalan baik.
"Pada saat itu penegak hukum tidak sekeras saat ini sampai ke depan, di mana kita sudah bisa menjaga suplai continue stoknya ada di sebelah distributor dan pengecer agar bisa mengembalikan confident sentimental pasar," tutupnya.
Keterangan ini disampaikan saat ditanya oleh Pimpinan Rapat Komisi VII, Maman Abdurrahman. Ia mempertanyakan kepada Kemenperin mengapa minyak goreng curah seusai HET tidak ditemukan di pasaran.
"Pertanyaan satu harga itu sesuai HET, kenapa nggak ketemu minyak goreng curah sesuai HET itu?" katanya.
(das/das)