Bos Bank Dunia Peringatkan Perang di Ukraina Picu Resesi global

Bos Bank Dunia Peringatkan Perang di Ukraina Picu Resesi global

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Jumat, 27 Mei 2022 10:37 WIB
Sejumlah negara Barat mengenakan sanksi ekonomi kepada Rusia. Akibatnya, mata uang rubel langsung turun hingga 30 persen. Warga ramai-ramain menarik uang sebelum makin tumbang,
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko Jr

Lebih lanjut, Malpass mengungkapkan harga energi yang tinggi sudah membebani Jerman, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa dan terbesar keempat di dunia.

Negara-negara berkembang juga terpengaruh oleh kekurangan pupuk, makanan dan energi. Malpass juga menyuarakan keprihatinan tentang lockdown di beberapa kota besar di China, termasuk di Shanghai merupakan pusat keuangan di China.

"China sudah mengalami beberapa kontraksi real estat, sehingga perkiraan pertumbuhan China sebelum invasi Rusia telah melemah secara substansial untuk 2022. Kemudian gelombang COVID-19 menyebabkan lockdown yang semakin mengurangi ekspektasi pertumbuhan untuk China," jelas Malpass.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan China mengalami pukulan lebih keras di lockdown kali ini dibanding pada saat awal pandemi.

Li menyerukan kepada para pejabatnya untuk memulai kembali aktivitas pabrik setelah lockdown.

ADVERTISEMENT

"Kemajuannya tidak memuaskan. Beberapa provinsi melaporkan bahwa hanya 30% bisnis yang telah dibuka kembali. Rasionya harus dinaikkan menjadi 80% dalam waktu singkat," kata Li.

Lockdown secara penuh atau atau sebagian diberlakukan di lusinan kota di China pada Maret dan April, termasuk penutupan panjang di Shanghai.

Langkah-langkah tersebut telah menyebabkan perlambatan tajam dalam kegiatan ekonomi di seluruh China. Dalam beberapa minggu terakhir, menunjukkan bahwa sebagian besar ekonomi telah terpengaruh, dari produsen hingga pengecer.


(dna/dna)

Hide Ads