Susul Airbnb dan LinkedIn, Giliran Amazon Kindle Tutup Layanannya di China

Susul Airbnb dan LinkedIn, Giliran Amazon Kindle Tutup Layanannya di China

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Jumat, 03 Jun 2022 16:32 WIB
SANTA MONICA, CA - SEPTEMBER 6:  The Amazon logo is projected onto a screen at a press conference on September 6, 2012 in Santa Monica, California.  Amazon unveiled the Kindle Paperwhite and the Kindle Fire HD in 7 and 8.9-inch sizes. (Photo by David McNew/Getty Images)
Foto: GettyImages
Jakarta -

Tutupnya Amazon Kindle di China menambah daftar tumbangnya Raksasa Teknologi Barat di negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini. Mulai 1 Juli 2023, Amazon mengumumkan bahwa pengguna Kindle tidak lagi bisa membeli buku online di China.

Amazon memberi kesempatan kepada para pengguna untuk mengunduh buku yang sudah dibeli hingga bulan juni 2024. Perusahaan yang berbasis di Seattle ini berhenti memasok buku kepada pengecer mulai hari Kamis.

"Komitmen jangka panjang Amazon China kepada pelanggan tidak akan berubah," kata Amazon dalam sebuah pernyataan, dikutip Jumat (3/6/2022). Amazon akan terus berinovasi dan berinvestasi untuk membangun pondasi bisnis yang sudah dibangun di China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mundurnya Amazon menambah serangkaian penarikan perusahaan Barat di China dalam beberapa bulan terakhir. Pekan lalu, Airbnb (ABNB) mengumumkan bahwa mereka akan menghapus listingnya di China karena biaya pengeluaran yang membengkak akibat COVID-19. Terhitung mulai musim panas ini, pelancong tidak bisa melakukan booking di China.

Oktober lalu, LinkedIn mengatakan bakal menutup platform versi lokalnya di China. Penyebabnya adalah lingkungan yang jauh lebih menantang dan rintangan terkait kepatuhan. Platform besutan Microsoft ini memutuskan untuk mengenalkan layanan baru bernama InJobs yang lebih terlokalisasi.

ADVERTISEMENT

Amazon pertama kali masuk ke China pada tahun 2004 dengan mengakuisisi Joyo.com, online store yang menjual buku, musik, dan juga video. Sejak itu Amazon menikmati kesuksesan yang terbatas di pasar yang begitu luas.

Tahun 2019 Amazon menutup marketplace online lokalnya di China, yang berarti pelanggan tidak lagi dapat membeli barang dari vendor lokal. Perusahaan milik Jeff Bezos ini tidak mengungkap alasan mereka pergi dari China secara terbuka. Namun, analis menyebut jika mereka menyerah pada pesaing lokal seperti Alibaba dan JD.com

Perusahaan menyatakan Amazon terus menjalankan toko online di China yang memungkinkan pembelian dari "luar negeri", untuk jenis logistik, cloud service dan bisnis periklanan.




(zlf/zlf)

Hide Ads