Kenapa Minyak Goreng Masih Mahal? Luhut Ungkap Biang Keroknya

Kenapa Minyak Goreng Masih Mahal? Luhut Ungkap Biang Keroknya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 06 Jun 2022 16:13 WIB
LUHUT BINSAR PANDJAITAN
Foto: Ardian Fanani
Jakarta -

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui saat ini harga minyak goreng memang relatif masih tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah sendiri menetapkan HET untuk minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.

Menurutnya ada beberapa masalah yang jadi biang kerok harga minyak goreng masih tinggi. Di daerah Jakarta misalnya, harga minyak goreng masih relatif tinggi terjadi karena barang yang diterima pengecer makin sedikit.

Luhut menduga ada praktik penimbunan minyak goreng. Hal ini membuat stok minyak goreng yang harusnya banjir di lapangan jadi berkurang dan harganya mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Jakarta, harga relatif tinggi dari HET. Hal ini terjadi karena rasio barang yang diterima pengecer menurun drastis. Hal ini mengidentifikasikan ada barang yang ditimbun dan didistribusikan di luar titik distribusi oleh oknum tak bertanggung jawab," papar Luhut dalam konferensi pers virtual, Minggu (5/6/2022).

Dia juga menyampaikan ada temuan praktik monopoli pada distribusi minyak goreng di Jawa Barat. Hal itu membuat harga minyak goreng pun menjadi tetap melambung dari HET yang ditetapkan.

ADVERTISEMENT

Dia bilang dari data distribusi di tingkat produsen di Jawa Barat sebenarnya tak ada masalah, namun harga di tengah masyarakat relatif tinggi. Setelah diusut pihaknya ternyata ada praktik monopoli di tingkat distributor dua.

Distributor dua hanya dimiliki oleh satu orang saja, hal ini menyebabkan pasokan dan harga dimanipulasi oleh pihak distributor. Maka harga minyak goreng di masyarakat masih tinggi.

"Setelah turun di lapangan, kami menemukan ada indikasi monopoli. Meski barang didistribusikan ke pengecer, perusahaan distributor dua ini ternyata dimiliki satu orang saja. Ini lah monopoli, ini menyebabkan pasokan dan harga rentan dimanipulasi, sehingga realisasi harga masih tinggi.

Ada juga minyak goreng premium yang ternyata dioplos minyak goreng curah, selengkapnya lihat di halaman berikutnya.

Lain lagi dengan temuan di Sumatera Utara, Luhut mengatakan timnya menemukan minyak goreng curah justru dipalsukan jadi minyak goreng premium. Hal ini membuat minyak goreng yang harusnya murah dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Di wilayah itu minyak goreng curah dari produsen dibawa ke distributor. Hanya saja ujungnya tidak ke masyarakat. Minyak goreng curah itu justru masuk ke produsen minyak goreng premium.

"Minyak goreng curah itu kemungkinan dikemas dengan kemasan premium dan dijual mengikuti harga premium ini merugikan konsumen," ungkap Luhut.

Luhut mengklaim pihaknya baru berhasil menstabilkan harga di Banten dan Jawa Tengah. Kuncinya adalah kelancaran arus distribusi minyak goreng, dari produsen, ke distributor, ke pengecer, dan akhirnya ke masyarakat.

"Di Banten dan Jawa Tengah harga minyak goreng curah sudah mendekati HET, hal ini terjadi karena distribusi dari produsen ke distributor besar 1 menuju distributor 2, hingga pengecer berjalan lancar," kata Luhut.



Simak Video "Jamin Harga Minyak Goreng Stabil, Luhut Minta Masyarakat Tak Panik "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads