Harga Cabai Melejit Rp 100 ribu/kg, Pedagang: Bukan Untung Malah Buntung

Harga Cabai Melejit Rp 100 ribu/kg, Pedagang: Bukan Untung Malah Buntung

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 08 Jun 2022 14:43 WIB
Cabai rawit-bawang merah di Sinjai meroket harganya
Foto: Zulkipli Natsir
Jakarta -

Harga cabai rawit merah terpantau menembus angka Rp 100 ribu per kg. Meski harga melejit, pedagang mengeluh karena kesulitan memperoleh untung. Hal ini terjadi karena harga beli dari pasar induk tempat para pedagang mendapat suplai cabai juga sudah tinggi.

Salah satu pedagang sayuran di Pasar Tebet Timur, Yani mengeluhkan kondisi harga bumbu dapur dan sayur mayur yang kini melejit tinggi, terutama cabai rawit merah yang mencapai Rp 100 ribu per kg.

Yani mengaku, jika margin yang diambil dari hasil penjualannya saat ini sangat lah tipis. Bahkan terkadang dirinya juga sampai harus menombok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cuman kitanya itu kadang untung kadang nggak. Makanya selama apa-apa mahal, kita dagang nombok, kalau ada yang bisa nombokin. Kalo nggak ada, ya cari tempat ngutang," ujar Yani kepada detikcom, Rabu (08/06/2022).

Tidak hanya itu, Yani mengaku bahwa alasan dirinya sampai menombok ialah karena kesulitan menjual cabai-cabai yang kini harganya menembus Rp 100 ribu per kg itu.

ADVERTISEMENT

"Susah ini ngejualnya. Orang nggak mau karena terlalu mahal. Tapi karena kebutuhan rumah tangga nih jadi mereka beli dengan dicomot (diambil sedikit) dan dicampur dengan bumbu dapur lain. Kalau nggak dicampur, dijualnya sekitar Rp 12 ribu per ons," ujar Yani.

Yani juga menambahkan kalau harga belinya dari pasar induk memang sudah mahal sehingga mau tidak mau ia harus menjualnya dengan harga setinggi itu.

"Kita ambil dari pusat langsung itu di Rp 80-90 ribu per kg, belum ongkosnya. Kita ngejual pasti paling murah ya di Rp 100 ribu per kg nya," ujar Yani.

"Bukan tipis lagi dapat untungnya, ini mah jeblok neng. Sekarang yang dagang bener-bener lagi pahit ini mah," tambahnya.

Lasmi, pedagang sayur mayur lainnya di pasar itu juga mengaku kesulitan sama seperti apa yang dirasakan Yani.

"Yah sekarang penjualan turun, kadang jadi gratis alias tidak ada yg beli. Ini keadaan pasar lagi sepi ditambah pada mahal, habis sudah. Orang-orang kecil makan seadanya," ujar Lasmi.

Lanjut di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Cabai Rawit Merah-Hijau di Purwakarta Langka, Harga Meroket

[Gambas:Video 20detik]



Lasmi juga menambahkan bahwa hal itu menyebabkan ia kesulitan dalam menentukan margin keuntungan.

"Untung bersihnya sekitar Rp 5 ribu per kg. Sisanya operasional. Kalo lagi mahal begini nih susah ngambil untungnya. Nggak bisa dipatok," ujar Lasmi.

"Belum kalau ada yang kotor dan busuk, semakin berkurang kan jumlahnya," tambahnya.

Lasmi mengatakan kalau harga beli cabai di pasar induk kerap kali tidak menentu. Modal yang ia keluarkan untuk cabai rawit merah berkisar antara Rp 80-87 ribu, itupun belum dengan operasionalnya.

"Kenaikannya perlahan, awalnya Rp 35 ribu-an per kg. Kemudian naik ke Rp 40 ribu, naik lagi ke Rp 50 ribu. Terus seperti itu," tutur dia.

Kondisi ini mirip seperti jaman dulu, kata Lasmi, sewaktu harga cabai rawit pernah menembus angka Rp 150 ribu per kg nya.


Hide Ads