Thrifting atau berburu pakaian bekas tengah jadi tren di kalangan anak muda. Banyak alasannya, yang utama adalah bisa memperoleh produk bermerek original dengan harga yang pastinya lebih ramah di kantong.
Salah satu lokasi yang cukup terkenal dan jadi lokasi utama berburu para thrifter adalah Pasar Senen. Sebelum istilah thrifting tenar di kalangan anak muda, pasar ini memang sudah tersohor sebagai penyuplai pakaian bekas.
Di pasar ini tersedia beragam jenis pakaian, seperti kaos, celana, jaket, topi, tas, hingga sepatu yang diimpor dari luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pantauan detikcom di Lokasi, Senin (13/6/2022), pengunjung Pasar Senen berasal dari berbagai kalangan. Namun, mayoritasnya adalah kaum muda.
Menurut Ajis, salah satu pedagang di Pasar Senen, jumlah pengunjung saat ini biasa saja. "kalau sekarang biasa saja, gak terlalu ramai soalnya Senin. Tapi kalo Sabtu Minggu lumayan," katanya kepada detikcom.
Ajis mengungkapkan jika jaket dan celama adalah produk yang paling diburu. Celana dan Jaket dibanderol antara Rp 35 ribu per potongnya.
"Kalau mau dapat potongan, ada minimalnya. Kita bisa kasih Rp 20.000 tapi minimal 20 pieces," kata pedagang lain.
Pedagang mengaku tahu aturan tentang larangan imor baju bekas. Namun, mereka terpaksa melakukannya demi bertahan hidup. "Ya gimana lagi, namanya hidup," ungkap salah satu pedagang.
Rasa khawatir sering dirasakan para pedagang. Mereka menyebut sesekalo ada petugas yang mengecek lokasi dan menanyakan beberapa hal.
Pedagang khawatir barang-barang jualan mereka disita oleh petugas. Namun, hingga saat ini mereka menyebut situasi aman-aman saja.
Sesuai Permendag No 51/M-DAG/PER/7/ impor pakaian bekas dilarang, dan yang sudah masuk harus dimusnahkan. Hal itu juga diatur dalam UU No 7 tahun 2014 tentang perdagangan.
(dna/dna)