Deretan 'Pahlawan' yang Bikin Neraca Dagang RI Surplus 25 Bulan Beruntun

Deretan 'Pahlawan' yang Bikin Neraca Dagang RI Surplus 25 Bulan Beruntun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 15 Jun 2022 18:00 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2020 tercatat surplus sebesar US$ 2,9 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan angka ini memang lebih rendah dibandingkan surplus periode bulan sebelumnya sebesar US$ 7,56 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan jika surplus disebabkan oleh beberapa komoditas bahan bakar mineral, besi dan baja serta lemak minyak hewan dan nabati.

"Surplus terbesar Mei karena ekspor bahan bakar mineral yang mencapai US$ 4,8 miliar, lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 844,5 juta dan bijih logam, terak dan abu sebesar US$ 739,3 juta," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setianto menyebutkan surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor non migas lebih tinggi yaitu uS$ 4,75 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas US$ 1,86 miliar.

Selain itu periode Januari-Mei 2022, meski sektor non migas defisit US$ 9,56 miliar. Masih terjadi surplus pada sektor non migas US$ 29,35 miliar, sehingga secara total surplus US$ 19,79 miliar.

ADVERTISEMENT

Surplus Neraca Dagang 25 Bulan Beruntun

Setianto mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Mei sebesar US$ 21,51 miliar, turun 21,29% dibanding April 2022. Sedangkan dibanding Mei 2021 naik 27%.

Sementara nilai impor Indonesia pada Mei 2022 sebesar US$ 18,61 miliar. Nilai impor pada Mei turun 5,81% secara bulanan, namun naik 30,74% secara tahunan.

"Neraca perdagangan pada Mei 2022 masih catat surplus US$ 2,90 miliar. Namun demikian kondisi ini masih menurun kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau April 2022 yang surplus US$ 7,56 miliar," kata Setianto.




(kil/das)

Hide Ads