Utangnya Tembus Rp 142 Triliun, Ini 3 Fakta Kondisi Garuda

Utangnya Tembus Rp 142 Triliun, Ini 3 Fakta Kondisi Garuda

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 16 Jun 2022 19:15 WIB
Dirut Garuda Indonesia
Foto: Screenshoot 20detik: Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra
Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sedang menjalani proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra berharap proses penyelesaian utang lewat skema PKPU bisa cepat selesai, sehingga bisa fokus untuk mengejar ekspansi bisnis Garuda.

Irfan pun percaya diri proposal yang ditawarkan pihaknya bakal diterima para kreditur. Berikut ini 3 fakta penting terkait PKPU Garuda.

1 Utang Garuda Rp 142 T

Sejauh ini, total utang Garuda yang dicatat dan diakui Tim Pengurus PKPU sudah mencapai Rp 142 triliun. Dilansir dari laman PKPU Garuda, Kamis (16/6/2022), jumlah tersebut diambil dari daftar piutang tetap (DPT) yang diunggah di website tersebut per 14 Juni 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah itu merupakan total dari DPT perusahaan lessor sebanyak Rp 104,37 triliun, DPT perusahaan non lessor sebesar Rp 34,09 triliun, dan DPT preferen sebesar Rp 3,95 triliun.

Tercatat, sampai saat ini ada 501 kreditur yang terdaftar dan terverifikasi dalam proses PKPU Garuda. Mayoritas kreditur yang ada merupakan perusahaan lessor dengan jumlah 355 pihak, kemudian perusahaan non lessor sebesar 123 pihak, dan kreditur preferen 23 pihak.

ADVERTISEMENT

2. Voting Proposal Damai

Babak baru PKPU Garuda sendiri akan dilakukan besok, 17 Juni 2022. Sedangkan agenda sidang pengumuman hasil PKPU, akan tetap berlangsung pada tanggal 20 Juni 2022.

Irfan sendiri percaya diri para kreditur akan menyetujui proposal yang ditawarkan pihaknya. Sejauh ini interaksi dengan pada kreditur berjalan dengan baik.

"Interaksi kita dengan mereka dengan surat menyurat email, WA pada dasarnya sudah cukup banyak yang mau sampaikan vote yes," ujar Irfan kepada wartawan dalam pertemuan di kantornya, bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2022).

Irfan mengklaim sudah ada 50% kreditur yang berkomitmen akan menyetujui proposal damai yang ditawarkan pihaknya. Proses negosiasi panjang dilakukan oleh dirinya dan perusahaan kepada para kreditur.

Dalam proses voting PKPU sendiri, pihak Irfan harus memenuhi persetujuan sebanyak 50+1% dari total kreditur terdaftar pada proses PKPU.

Selain itu, Garuda juga harus mengejar target 67% dari total utang kreditur yang terdaftar di PKPU. Jadi meskipun sudah ada 50% kreditur setuju proposal damai Garuda, total jumlah utangnya harus mencapai 67% dari total utang terdaftar di PKPU.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

3. Usai PKPU Mau Beli Pesawat Baru

Irfan menyatakan usai PKPU selesai pihaknya akan 'ngebut' melakukan ekspansinya bisnis di Garuda. Dia bilang saat ini industri penerbangan dunia, termasuk di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Garuda, menurutnya tak ingin ketinggalan momen pemulihan bisnis penerbangan.

"Kami pengin PKPU cepat selesai, PKPU tercapai dan kesepakatan diperoleh jadi kita bisa meraih momentum recovery industri ini," kata Irfan.

"Yang ingin saya sampaikan kami percaya industri ini akan membaik," katanya.

Irfan mengatakan salah satu yang ekspansi bisnis yang akan dikejar pertama kali oleh Garuda Indonesia adalah menambah jumlah pesawat.

"Dengan jumlah pesawat yang kami miliki, ditambah hasil PKPU ini kami akan meningkatkan menambah jumlah pesawat sesuai dengan kesepakatan lessor," ujar Irfan.

Satu hal yang dikhawatirkan Irfan bila Garuda tak segera selesai mengurus PKPU adalah maskapai pelat merah itu bisa ketinggalan momentum kenaikan permintaan penerbangan yang sedang terjadi. Ujungnya, bisa-bisa Garuda ditinggal penumpang bila jumlah pesawatnya belum juga memadai.

"Kita menghadapi situasi di mana demand penerbangan tinggi. Jadi mau nggak mau, loose opportunity itu. Yang biasa naik garuda terus karena jumlah pesawat kita terbatas pindah ke maskapai lain dan jadi seneng," papar Irfan.


Hide Ads